KRICOM - Meski usianya masih seumur jagung, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tetap percaya diri untuk bersaing dengan partai senior lainnya dalam Pemilu 2019 mendatang.
Ketua umum PSI, Grace Natalie ingin membuktikan kalau usia bukan menjadi tolak ukur kesuksesan pemilu lima tahunan sekali. Terbukti, partainya sukses melewati tahap verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Rasa bangga Grace terhadap PSI semakin bertambah ketika dirinya mendengar kabar bahwa partai-partai senior meminta keringan kepada KPU. Apalagi, PBB dan PKPI dinyatakan gagal tahap verifikasi.
"Sedangkan partai lain yang katanya senior malah minta keringanan KPU untuk proses verifikasi yang berat," ujar dia.
Keanggotaan PSI memang terbilang beda dibanding partai lainnya. Partai ini diisi oleh muda-mudi dengan slogan anak muda berkarya dan berjaya.
"Untuk pengurus ada batas umur. Kami komit maksimal usia pengurus 45 tahun dan tidak pernah jadi pengurus di partai lain. Karena kami tidak mau yang sudah terkontaminasi politik," ucap alumni IBII ini.
Selain anak muda, PSI juga ramah bagi perempuan. Partainya sudah merekrut 40 persen perempuan dan akan meletakkan 1 dari 3 wanita di DPP.
Hal ini dilakukan karena Grace merasa miris ketika keterlibatan perempuan di politik hanya sebagai penerus dinasti atau memenuhi kuota partai.
"Kita mengkhususkan perempuan karena partisipasi di politik masih sedikit dan memprihatinkan. Yang mirisnya sekarang di politik kita lihat calon perempuan minim, biasanya hanya di dorong untuk melanjutkan dinasti dan memenuhi kuota. Hanya jadi ornamen," jelasnya.
Untuk mewujudkan partai ramah perempuan, PSI menciptakan suasana dan lingkungan yang cocok untuk perempuan.
Misalnya membebaskan asap rokok ketika sedang melangsungkan diskusi dan setiap wanita yang sudah berumah tangga boleh membawa anaknya rapat dan dibuatkam tempat penitipan khusus.
"Mungkin ini remeh temeh, tapi sangat berguna untuk perempuan," tutup Grace.