KRICOM - Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pemerintahan Joko Widodo tidak alergi terhadap kritik. Pasalnya, anak buah Jokowi sempat marah usai mendengar pernyataan Tokoh PAN, Amien Rais.
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah sependapat dengan pernyataan SBY. Menurut dia, memang tugas dari pihak di luar pemerintah untuk menyampaikan sebuah kritik.
"Tugas dari pemerintah adalah menjelaskan, lalu tugas dari yang luar pemintahan itu mengkritik. Memang harus dibiarin begitu," kata Fahri saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Belajar dari teori itu, maka pemerintah wajib memiliki kesabaran menanggapi kritik dari siapapun. Sayangnya respon yang muncul justru berlainan.
Ancaman dilontarkan dari pihak pemerintah kepada para pengkritik. Fahri menganggap, hal itu karena Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan tidak memiliki 'kuping tebal'.
"Kupingnya kurang tebal. Maksudnya itu, dia enggak tahan dengar kritik. Kalau anda jadi eksekutif itu kerjaan hari-harinya itu tahan pada kritik dengan cara punya sistem ya," sindirnya.
Lebih lanjut, kata dia, kritik yang disampaikan pihak oposisi agar rakyat mendapat keuntungan besar atas setiap kebijakan pemerintah. Seperti ketika Amien melontarkan kritik kepada program pembagian sertifikat tanah milik Jokowi.
"Kaya kemarin Pak amien, 'Pemerintah ngibul'. Istilah ngibul itukan istilah Republik Indonesia terima aja. Kenapa dia bilang ngibul? Sebab ternyata yang dilakukan oleh Pak Jokowi di satu sisi kerjaan-kerjaannya Pak Lurah, Pak RT, atau kepala desa atau maksimal Pemda gitu ya. Itu kan kerjaan hari administrasi kan," pungkasnya.