KRICOM - Tudingan terdakwa kasus megakorupsi e-KTP, Setya Novanto yang menyebut politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani dan Pramono Anung menerima uang senilai USD 500 ribu hanyalah bagian dari opera sabun bikinan sang mantan Ketua DPR RI.
Anggota DPR Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu menilai, Setya Novanto yang juga akrab disapa dengan nama panggilan Setnov, kini tengah menyusun sebuah drama demi tujuan tertentu.
"Yang disampaikan Setnov itu bagian dari drama. Made Oka Masagung sudah menjawab tidak ada, tapi Setnov menyanyi," ujarnya dalam acara diskusi 'Nyanyi Ngeri Setnov' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/3/2018).
Rangkaian drama Setnov ini disebutkan Masinton dimulai dari insiden tiang listrik di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, hingga akhirnya menyebut nama Puan dan Pramono di persidangan. Ia meminta KPK untuk menyelidiki secara rinci keterangan Setnov.
"Penyebutan nama oleh Setnov ini harus diselidiki betul, jangan main bilang Justice Collaborator. Masa setiap nama yang disebut di persidangan ditindaklanjuti ? Digali dulu, jangan bawa ke mana-mana, supaya kasus e-KTP ini tidak bias," sambungnya.
Masinton mengusulkan, sebaiknya KPK mendalami kesaksian Setnov dan pernyataan sidang Made Oka Masagung.
"Keterangan Setnov berbeda dengan pernyataan persidangan kesaksian Oka Masagung. Kalau mau fokus kasus ini ya didalami saja nama-nama yang sudah jelas dalam BAP. Kami tidak pernah menuduh siapa-siapa. Kami ingin meletakan duduk persoalan dalam e-KTP," tutup Alumni Sekolah Tinggi Hukum Indonesia ini.