KRICOM - Siapa yang tak suka ngemil? Semua orang pasti suka ngemil dong? Bicara soal ngemil, kalian masih inget gak camilan tradisional dari daerah kalian? Kalau gak inget, KRICOM coba bantu ingetin deh...
Kali ini, KRICOM akan memberikan daftar camilan tradisional Indonesia yang tak kalah dengan jajanan masa kini. Check this out!
1. Serabi
Camilan yang rasanya luar biasa enaknya dan bikin kangen rumah ternyata sudah ada sejak tahun 1923. Serabi terbuat dari adonan yang terdiri dari tepung beras atau tepung terigu, mentega, dan telur. Adonan tersebut kemudian dicetak menggunakan cetakan yang dibuat dari tanah liat, kemudian dibakar.
Dulu, serabi biasa dihidangkan bersama kinca, yaitu sejenis saus yang dibuat dari gula jawa dan santan kelapa. Seiring perkembangan zaman, penyajian serabi telah banyak dimodifikasi dengan berbagai macam topping manis maupun asin, seperti keju, susu, coklat, daging, dan lain-lain.
Terdapat banyak macam serabi di Indonesia, tapi yang cukup terkenal ada dua jenis, yaitu serabi bandung dan serabi solo. Perbedaan dari kedua jenis serabi tersebut adalah, serabi bandung menggunakan tepung terigu sebagai bahan utamanya, sedangkan serabi solo terbuat dari tepung beras.
2. Pancong
Tak banyak informasi yang berhasil dihimpun tim Kricom mengenai sejarah kue pancong. Yang jelas, camilan ini sudah dikenal masyarakat sejak puluhan tahun yang lalu. Kue pancong punya banyak nama. Di Jawa Tengah, kue ini dienal dengan nama gandos. Sedangkan orang Jawa Timur menyebutnya dengan kue rangin.
Kue pancong terbuat dari tepung beras yang dicampur santan kelapa dan ditambah garam secukupnya. Kombinasi bahan-bahan tersebut membuat kue pancong terasa gurih dan nikmat.
Sama seperti serabi, pada perkembangannya, kue pancong kini disuguhkan dengan berbagai variasi topping, seperti coklat, keju, dan lain sebagainya.
3. Kerak Telor
Makanan khas Betawi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Konon, kerak telor tercipta dari keisengan beberapa orang Betawi asal Menteng. Mereka mencampurkan ketan, kelapa parut, dengan telur dan beberapa bahan lainnya. Ternyata, 'karya' mereka disukai banyak orang.
Untuk membuat kerak telor dapat menggunakan telur bebek atau telur ayam, tergantung selera masing-masing. Proses pembuatannya terbilang cukup unik. Setelah digoreng dengan wajan di atas bara api hingga setengah matang, wajan dibalik dan dibiarkan terkena bara api sampai kering dan benar-benar matang.
Pedagang kerak telor bisa ditemukan di sekitar kawasan Monas, Kota Tua, Setu Babakan atau Menteng. Bahkan, dari penelusuran tim Kricom di internet, terdapat sebuah situs yang menjajakan kerak telor secara online.
4. Bika Ambon
Mendengar nama Bika Ambon, pasti banyak yang mengira makanan ringan ini berasal dari kota Ambon, Maluku. Padahal, Bika Ambon merupakan camilan khas Medan, Sumatera Utara.
Lalu kenapa namanya Bika Ambon? Hingga kini, asal usul nama Bika Ambon masih diperdebatkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Kricom, terdapat beberapa versi yang menceritakan asal usul penamaan jajanan tradisional tersebut.
Menurut cerita pertama, nama Bika Ambon muncul dari nama jalan yang disebut-sebut sebagai tempat pertama kali yang menjual Bika Ambon, yaitu di Jalan Ambon, Sei-Kera, Medan. Sementara sumber lain menyebut, Bika Ambon pertama kali dikenalkan oleh transmigran asal Jawa di daerah Amplas.
Lantaran di wilayah itu banyak terdapat perkebunan, penganan tersebut dikenal dengan nama 'Bika Amplas-Kebon', yang kemudian disingkat menjadi bika ambon. Di luar dua versi tersebut, masih banyak lagi versi-versi lain terkait asal nama Bika Ambon.
Yang jelas, Bika Ambon sudah diakui kelezatannya. Kue yang dibuat dari tepung terigu, tepung sagu, santan dan bahan-bahan lainnya sangat digemari oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
5. Tahu Gejrot
Tahu gejrot adalah jajanan khas Cirebon, Jawa Barat. Tahu gejrot merupakan tahu gembos yang dihidangkan bersama kuah kecap, cabai rawit, bawang merah, dan gula merah. Perpaduan bahan-bahan ini menghasilkan cita rasa yang unik dan digemari masyarakat dari berbagai kalangan.
Dulu, tahu gejrot biasa dijajakan pedagang keliling dengan menggunakan pikulan. Namun kini, tahu gejrot juga bisa ditemukan di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta dan sekitarnya.
Dilansir dari laman Liputan 6, tahu gejrot diyakini berasal dari Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Konon, camilan yang identik dengan rasa pedas ini sudah eksis di desa tersebut sejak zaman penjajahan.
Demikian lima jajanan klasik yang masih bertahan hingga saat ini. Ini membuktikan bahwa buatan tangan-tangan tradisional tidak kalah lezat dengan camilan-camilan yang dibuat dengan peralatan modern.