KRICOM - Isu agama Islam, ekonomi dan isu buruh asing berpotensi menjegal Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Bahkan, jika ketiganya digarap secara serius, bukan tak mungkin eks Wali Kota Solo itu akan kalah.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia Adjie Alfaraby mengatakan, pada Pilkada DKI muncul gerakan Islam kanan yang menilai kriteria pemimpin dari sisi agama.
"Kami prediksi akan menguat di Pilpres 2019," ujar Adjie di Gedung LSI , Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Jumat (2/1/2018).
Mayoritas masyarakat Indonesia, tepatnya 40,7 persen, menyatakan tidak setuju ada pemisahan politik dengan agama. Di kubu lainnya, terdapat 32,5 persen menilai agama dan politik harus dipisahkan.
"Artinya kita lihat bahwa Jokowi belum terlihat ramah dalam isu agama dan politik. Ini akan mengancam secara elektoral," tutur Adjie.
Selain isu primordial, ada dua isu lain yang berpotensi menghambat laju Jokowi. Berdasarkan survei LSI isu tersebut ekonomi dan masuknya tenaga kerja asing. Kata Adjie, dalam masalah ekonomi masyarakat memiliki suasana psikologis yang kurang baik.
Lebih dari setengah responden menyatakan harga kebutuhan pokok meningkat dan memberatkan, lapangan kerja sulit didapatkan, serta jumlah pengangguran semakin meningkat.
Di sisi lain, responden menyatakan kekhawatiran akan isu masuknya tenaga kerja asing, terutama dari China.
Dari 1.200 responden, baru sekitar 38,9 persen yang mengetahui isu ini, tetapi lebih dari setengahnya menyatakan tidak suka dengan isu tersebut. Artinya, ucap Adjie, ada resistensi besar dari masyarakat terhadap isu tersebut.
"Jika ketiga isu dikelola dengan baik, maka Jokowi akan semakin kuat dan sulit ditandingi. Namun kalau tidak, akan melemahkan Jokowi dan menguatkan capres lain," kata dia.