KRICOM - Meroketnya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jelang Pilpres 2019 dinilai karena jasa sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, dia bisa saja mengalahkan Gatot Nurmantyo dan Moeldoko.
Pasalnya, Ketua Umum Partai Demokrat ini sudah menularkan ilmu-ilmu pencitraan kepada anaknya.
"AHY bukan hanya faktor pribadi saja, tapi ada faktor pendongkrak yang tak lain yaitu ayahnya. Presiden dua periode dan Ketua Umum Demokrat," kata Pengamat Politik Ujang Komaruddin kepada Kricom di Jakarta, Jumat (2/2/2018).
Selain itu, AHY juga mewarisi keterampilan sang ayah dalam segi pembawaannya.
"AHY ini belajar daripada SBY. Belajar bagaimana bahasa tubuh, belajar gimmick. Dia juga belajar bagaimana memoles diri dengan anak-anak milenial dan menyatu dengan anak muda," papar dia.
"Jadi itu tadi, mudah diterima dengan generasi muda. AHY juga bergerak dari kampung ke kampung," tambahnya.
Terkait pasangan yang cocok, Ujang menilai semua tergantung dari dinamika politik.
"Dengan Pak Jokowi bisa atau Pak Prabowo. Karena pertarungan masih dua tahun lagi," tutup Direktur Indonesia Political Review ini.
Nama politisi muda Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut-sebut sebagai Cawapres terkuat dari kalangan militer. Dia menyisihkan dua nama seniornya, seperti Jenderal Gatot Nurmantyo dan Jenderal (Purn) Moeldoko.
Hal ini terungkap berdasarkan rilis LSI pada 7-14 Januari yang melibatkan 1.200 responden.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengungkapkan, AHY memiliki tingkat keterkenalan mencapai 71,2 persen. Sementara, yang tak mengenalnya sekitar 28,2 persen.