KRICOM - Rencana Pemprov DKI untuk meliburkan anak sekolah agar menghindari macet saat pelaksanaan Asian Games 2018 mengundang kritikan.
Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah menilai, Gubernur DKI, Anies Baswedan seperti tak memahami skala prioritas pembangunan.
"Padahal dia (Anies) mantan Mendikbud, artinya paham. Jadi enggak boleh pendidikan itu diubah-ubah. Tak boleh mengorbankan pendidikan," kata Trubus kepada Kricom di Jakarta, Sabtu (17/2/2018).
Trubus mengaku gagal paham kenapa sebagai mantan Mendikbud, Anies cenderung tak menempatkan pendidikan sebagai skala prioritas.
"Meski penting bagi citra Indonesia di mata internasional, tetapi tidak boleh aspek yang sangat krusial seperti pendidikan dan kesehatan dikorbankan," kata pengamat dari Universitas Trisakti ini.
Soal pendidikan yang dinilai menjadi salah satu biang kemacetan di Jakarta, ia mengaku tak setuju. Sebab, selama ini antar jemput sekolah hanya menyumbang sekitar 17 persen kemacetan di Jakarta.
"Jadi kemacetan itu lebih banyak disebabkan oleh mobil pribadi, bukan karena antar anak sekolah," tegasnya.
"Makanya ini apakah tak memahami itu atau jangan-jangan ada kepentingan lain," sindirnya.
Guna mengatasi macet Jakarta, Trubus menyarankan agar Anies melakukan kebijakan lain, seperti meningkatkan pelayanan transportasi massal atau menaikkan tarif parkir mobil.
"Misalnya (kenaikan parkir) lima kali lipat seperti di Cina dulu. Jadi orang akan mikir menggunakan transportasi pribadi sehingga pindah ke kendaraan umum," tutup Trubus.
Pemprov DKI Jakarta berencana meliburkan kegiatan sekolah selama Asian Games 2018 berlangsung. Wacana tersebut muncul terkait dengan infrastruktur jalan di Ibu Kota yang akan menimbulkan kendala bagi para atlet yang bertanding.
Pasalnya dari data yang dihimpun, setidaknya membutuhkan waktu selama satu jam untuk menempuh perjalanan dari Wisma Atlet Kemayoran ke Senayan. Fakta tersebut terungkap dalam uji coba yang digelar pada tanggal 8 hingga 15 Februari 2018.
Karenanya, Pemprov DKI mewacanakan untuk meliburkan anak-anak sekolah sejak tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018 untuk memangkas waktu perjalanan tersebut.