KRIMINALITAS.COM, Blitar - Kemarau panjang yang sudah dua bulan melanda Blitar, membuat 16 desa di wilayah tersebut mulai dilanda kekeringan. Alhasil, para penduduk yang tinggal di kawasan tersebut mulai kesulitan mendapatkan air.
Bupati Blitar Rijanto mengaku sudah mulai menyuplai air bersih ke 16 desa yang mengalami kekeringan. Utamanya ke desa di wilayah selatan lantaran paling mengalami kekeringan cukup parah.
"Saat ini adalah puncak musim kemarau, untuk itu kita dibantu dari petugas Polres Blitar dan BPBD melakukan suplai air bersih untuk kebutuhan warga yang membutuhkan," kata Rijanto kepada wartawan, Minggu (10/9/2017).
Setiap harinya, BPBD Kabupaten Blitar akan mengirimkan tiga tangki atau 15.000 liter air bersih untuk satu desa. Pihaknya berharap, bencana kekeringan ini segera berakhir.
"Suplai air bersih ini kami lakukan bergantian di semua desa yang mengalami dampak kemarau. Namun wilayah Blitar selatan itu mengalami dampak paling parah," jelasnya.
Buktinya setiap BPBD Blitar datang ke daerah tersebut, puluhan ribu liter air bersih langsung diserbu masyarakat.
Seperti yang dilakukan salah seorang warga bernama Heru misalnya, selama dua bulan terakhir ini, dia sangat rajin mengantri di kelurahan untuk menunggu pasokan air bersih.
"Kurang lebih sudah dua bulan terakhir, setiap hari harus mengambil air ke sumber dengan menggunakan jerigen. Itupun paling banyak hanya dua jerigen karena warga yang antri banyak," ujar Heru dengan wajah sedih.
Sekadar informasi, lima kecamatan di Blitar Selatan yakni Wates, Binangun, Panggungrejo, Bakung, dan Wonotirto merupakan daerah yang paling sering terkena bencana kekeringan. Pasalnya, wilayah mereka terletak di daerah pegunungan kapur.
Setiap musim kemarau datang, daerah tersebut selalu kekeringan sehingga memerlukan bantuan suplai air bersih dari pemerintah. Pemkab Blitar sebetulnya telah berupaya membuat sumur bor. Namun sampai kedalaman sekitar 30 meter, ternyata air belum juga didapat.