KRICOM - Kepolisian Resor Bogor Kabupaten, Polda Jawa Barat masih melakukan penyelidikan kasus meninggalnya Hari Darmawan pendiri Matahari yang ditemukan tewas di pinggir Sungai Ciliwung, Sabtu.
Polres Bogor masih menyelidiki kasus meninggalnya eks Bos Matahari Department Store, Hari Darmawan. Hingga kini sejumlah upaya sudah dilakukan aparat untuk membuat terang benderang kematian Hari.
"Penyelidikan belum selesai, yang sudah kami lakukan visum terhadap korban, termasuk olah tempat kejadian perkara, dan melakukan rekonstruksi. Setelah hasil pemeriksaan visum keluar baru kami gelar lagi, setelah itu baru diketahui kesimpulan apakah tindak pidana atau bukan," kata Kapolres Bogor Kabupaten AKBP Andy Moch Dicky Minggu (11/3/2018).
Menurutnya, ada sejumlah saksi yang telah diperiksa yakni Sopir dan karyawan yang berada di Taman Wisata Matahari yang juga didirikan oleh Hari.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepolisian, Hari Darmawan pada Jumat malam bersama sopirnya berada di vila miliknya di kawasan Taman Wisata Matahari (TWM).
Sebelum kejadian almarhum sedang makan-makan bersama dengan stafnya di daerah TWM. Saat itu beberapa kali Hari meminta diambilkan sesuatu kepada supirnya, awalnya meminta diambilkan koran, lalu yang terakhir meminta diambilkan air minum.
"Menurut keterangan supirnya, setelah kembali mengambil air minum di mobil, beliau sudah tidak ada lagi," katanya.
Pencarianpun dilakukan pada malam itu oleh supir dan staf lainnya. Tetapi karna air sangat deras, dan terdapat pertemuan arus dua sungai kecil di lokasi, membuat pencarian dilanjutkan esok paginya.
Pada pencarian pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB jasad korban ditemukan pertama kali oleh Dani Sudiana dalam kondisi sudah meninggal dunia dalam posisi tengkurap.
Dari hasil pemeriksaan sementara penyebab meninggalnya adalah akibat benturan benda keras. Pasalnya di tubuhnya banyak luka dan memar.
"Dengan arus yang begitu deras menyebabkan luka memar di sekujur tubuh dan kepalanya. Kebanyakan luka memar, goresan, di bagian mata dan kepala. Jadi karena terantuk-antuk di batu, arus sungai cukup deras, sungai juga terkikis karena tanah," kata Dicky.