KRICOM - Kapolres Bogor Kota AKBP AM Dicky mengungkapkan kronologi tewasnya pendiri Matahari Departement Store, Hari Darmawan.
Pada Jumat 9 Maret sore, Hari Darmawan mengadakan rapat dengan stafnya di Taman Wisata Matahari. Kemudian dilanjut makan malam di restoran siap saji di Jalan Raya Puncak dekat Pasar Cisarua sekitar pukul 19.00 WIB.
"Tak lama korban meminta kunci vila ke salah satu sopirnya. Bilangnya mau lihat vila," kata Dicky kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/3/2018).
Hari berangkat ke vilanya di Jalan Hankam Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, diantarkan oleh sopirnya bernama Oking. Saat tiba di vila, seperti biasa pria kelahiran 27 Mei 1940 ini mengecek kondisi sekitar vila berlantai dua itu. Di sana Hari juga sempat membaca koran.
Selanjutnya, Hari meminta Oking untuk mengambilkan air minum di dalam mobil yang terparkir di halaman rumah warga sekitar pukul 21.25 WIB.
"Saat mau ambil minum, sopirnya sempat melihat korban turun ke bawah mendekati sungai," kata dia.
Saat Oking kembali lagi ke vila, Hari Darmawan tidak berada di tempat. Oking sempat mencarinya di sekitar vila dan warung, tapi korban tak kunjung ditemukan.
"Sopirnya lalu mengontak security TWM. Setelah datang, mereka mencarinya," ujar Dicky.
Pihak TWM kemudian melaporkan kehilangan bosnya itu ke pihak kepolisian setempat. Karena gelap, pencarian baru dilakukan pagi hari.
Saat itu, polisi sempat menemukan jejak kaki yang diduga bekas korban, di bibir sungai Ciliwung atau di bawah bangunan vilanya itu.
"Ada dugaan korban terpeleset dan jatuh ke sungai di lokasi yang tidak ada pagarnya. Makanya besok paginya dicari di sekitar sungai," kata Dicky.
Sabtu sekitar pukul 06.30 WIB, tim SAR dan petugas kepolisian menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia tersangkut di bebatuan, sekitar 100 meter dari lokasi jatuhnya korban.
"Di TKP kami menemukan uang pecahan Rp 100 ribu ada 40 lembar di saku celana kanan. Sepatunya hilang satu dan ponsel, dompet juga hilang," kata Dicky.