KRICOM - Jatah kursi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) segera bertambah seiring dengan bakal selesainya revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).
Nantinya penambahan kursi pimpinan DPR berjumlah satu. Kursi itu sedianya akan diberikan untuk PDIP.
Ketua DPP PDIP, Bambang Wuryanto menyebut, partainya belum menentukan nama kader yang ditempatkan sebagai pimpinan DPR. Menurut dia, urusan penunjukkan pimpinan DPR fraksi PDIP, tergantung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Ya pahamlah dikau kalau di PDI Perjuangan (keputusan Megawati). Masa ditanyakan," ujarnya dia saat dihubungi, Kamis (8/2/2018).
Menurut dia, anggota PDIP hanya sebatas memberikan laporan, kader mana saja yang dianggap pantas. Sedangkan keputusan akhir akan dikeluarkan oleh Megawati.
"Itu sama-sama paham bahwa ketua umum sangat memahami hal ini. Kami hanya report saja setelah itu diputus sama beliau," ujarnya.
Memang, kata dia, beberapa nama dianggap pantas menjadi pimpinan DPR dari fraksi PDIP. Awalnya muncul nama TB Hasanudin, namun karena yang bersangkutan ikuti kontestasi Pilkada Jawa Barat, maka nama-nama lain bermunculan.
"Pak Utut Adianto ketua fraksi kami, ada yang lain, kami anggap ukuran senioritas, track record, itu mister Trimedya Panjaitan. Dia sering pimpin komisi, dari dulu dia juga tokoh senior. Dia mengerti masalah hukum, dunia saat ini hukum itu amat penting," ungkap dia.
Diketahui, selain mendapat jatah kursi pimpinan DPR, fraksi PDIP mendapat satu dari tiga slot pimpinan MPR. Bambang menuturkan, slot pimpinan MPR dari fraksi PDIP, haruslah sosok yang paham ideologi bangsa dan pintar bergaul.
"Jadi kalau MPR, tugasnya apa dulu. Kan 4 pilar menjaga marwah daripada ideologi bangsa. Siapa yang paling punya chance untuk itu. Tentu itu bisa bicara kompetensi. Pintar bergaul, bisa enggak dia seorang teacher yang baik. Enggak boleh sombong," ungkap dia.
Beberapa nama, kata dia, berpeluang besar menjadi pimpinan MPR dari fraksi PDIP. Satu di antara yang paling kuat, adalah Ahmad Basarah.
"Siapa yang memenuhi syarat untuk itu, ya monggo komandan. Kalau dari kompetensi Pak Basarah sudah pasti," tandasnya.