KRICOM - Entah apa yang ada dibenak siswa SMAN 1 Torjun berinisial HI (16) sampai tega menganiaya gurunya sendiri. Apalagi penganiayaan tersebut dipicu hanya karena permasalahan sepele.
Psikolog Universitas Pancasila, Aully Grashinta merasa miris melihat peristiwa tersebut. Dia menduga siswa tersebut tak pandai mengendalikan emosi sehingga mudah tersinggung ketika ditegur.
"Jadi pada dasarnya anak ini seperti tidak memiliki kemampuan pengendalian emosi yang baik," kata Auly saat dihubungi Kricom.id, Selasa (6/2/2018).
Dugaan itu semakin kuat ketika HI mempunyai sifat agresif yang cukup tinggi. Hal itu terbukti ketika perbuatannya mengakibatkan Pak Guru meninggal dunia.
Andaikan energi yang dikeluarkan HI tidak terlalu besar, mungkin si guru hanya mengalami luka lebam saja.
"Agresifitas (sampai membunuh) biasanya diikuti oleh energi yang cukup besar, kalau tidak besar mungkin enggak sampai meninggal. Hal ini mengindikasikan adanya dorongan agresifitas yang tinggi dan anak ini tidak punya kendali atas dorongan tersebut," tutur Auly panjang lebar.
Karena tidak mampu mengendalikan emosi, tidak heran jika pelaku mengabaikan nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa kelas 3 SMA itupun jadi tidak memiliki budaya sopan santun kepada orang lebih tua.
"Nilai seperti menghormati orang lebih tua, takut atau segan dengan guru sudah nol. Sehingga tindakannya lebih dikuasai oleh faktor emosi," pungkas Auly.
Tragedi penganiayaan ini bermula ketika seorang guru bernama Ahmad Budi Cahyono (26) menegur HI lantaran menganggu temannya yang sedang belajar. Dia juga tidak mengerjakan tugas seperti murid lain.
Guru kesenian itu lantas menyuruhnya diam sembari mencoret pipi HI menggunakan kuas hitam. Tak terima mendapat perlakuan itu, si murid langsung memukuli Budi hingga tersungkur.
Aksi penganiayaan itu langsung dihentikan oleh teman-teman sekelas. Pak Guru pun langsung meminta maaf karena tegurannya sudah membuat HI tersinggung.
Beberapa jam setelah penganiayaan terjadi, Budi dikabarkan meninggal dunia. Dari hasil diagnosa dokter di RS dr Soetomo, korban mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi.