KRICOM - Facebook Inc. tengah mendapatkan sorotan tajam. Pasalnya baru-baru ini, perusahaan pemilik salah satu media sosial terbesar di dunia tersebut dilaporkan telah membocorkan lebih dari 50 juta data penggunanya sejak 2014 silam.
Menurut laporan yang dirilis Reuters, Sabtu (17/3/2018), data-data tersebut 'dipanen' oleh sebuah sebuah perusahaan bernama Cambridge Analytica. Setelah didalami, Cambridge Analytica merupakan perusahaan sektor data yang meberikan bantuan dalam kampanye Donald Trump pada Pemilu 2016 silam.
Kebocoran data pengguna Facebook tersebut pertama kali diungkap oleh Christopher Wylie. Ia merupakan salah seorang akademisi di Cambridge University. Menurut Wylie, data-data yang telah dipanen tersebut digunakan untuk memengaruhi pilihan politik para pengguna Facebook secara spesifik.
"Kami mengeksploitasi Facebook untuk memanen jutaan profil pengguna dan membangun sebuah model untuk mengeksploitasi apa yang kami ketahui tentang mereka dan menargetkan keinginan-keinginan mereka. Itulah pondasi dari perusahaan ini," ujar Wylie kepada The Observer, seperti dikutip dari Globalnews.
The Observer memaparkan, data-data tersebut dipanen menggunakan sebuah aplikasi bernama thisisyourdigitallife yang dibangun oleh Aleksandr Kogan, juga seorang akademisi di Cambridge University.
Sampai saat ini, pendiri Facebook Mark Zuckerberg masih belum mengeluarkan pernyataan resminya terkait skandal ini. Namun belakangan, Facebook dilaporkan telah mencekal akun Cambridge Analytica.