KRICOM - Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan menderita luka-luka akibat terkena serangan udara yang dilancarkan oleh militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Suriah beberapa waktu lalu.
Menurut kabar yang dirilis Daily Mail, Senin (12/2/2018), saat ini al-Baghdadi tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Suriah. Dari laporan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Irak, sosok yang sempat dikabarkan tewas pada tahun 2017 lalu menderita patah tulang di beberapa bagian tubuhnya.
"Kami memiliki informasi dan dokumen yang tak terbantahkan dari sumber-sumber yang berasal dari organisasi teroris bahwa al-Baghdadi saat ini masih hidup dan bersembunyi di Suriah bagian timur laut, tepatnya di kawasan Jazira," ujar Kepala Departemen Intelijen dan Kontraterorisme Irak, Abu Ali al-Basri.
Al-Basri juga memaparkan, saat ini al-Baghdadi juga menderita penyakit yang membutuhkan obat-obatan khusus.
"Saat ini ia menderita patah tulang di beberapa bagian, diabetes, dan sejumlah luka lainnya di bagian tubuh serta kaki yang menghambatnya untuk berjalan," papar al-Basri.
Kelompok teroris ISIS sendiri saat ini dikabarkan sudah mulai kehilangan daerah kekuasaannya, baik di Suriah maupun di Irak. Dikabarkan, kelompok tersebut mulai terdesak oleh serangan-serangan yang dilancarkan oleh pasukan militer koalisi AS dan membuat sebagian anggotanya mulai melarikan diri.
Namun begitu, ISIS masih diduga masih terus berusaha melakukan perlawanan. Mereka tetap bersembunyi dan melakukan serangan-serangan gerilya atau memanfaatkan ranjau-ranjau darat untuk membunuh pasukan koalisi AS yang mendekati sarang mereka.
Sebagai informasi, Abu Bakr al-Baghdadi juga sempat dikabarkan tewas pada tahun 2017. Sebuah laporan yang dirilis militer Rusia mengatakan, mantan anggota kelompok Al-Qaeda tersebut tewas dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan angkatan udara Rusia tahun lalu.
Namun laporan tersebut ditepis oleh militer AS. Pasalnya, laporan itu berlawanan dengan data intelijen mereka. Selain itu, AS menilai Rusia tak mampu membuktikan klaim tersebut karena gagal menemukan jenazah al-Baghdadi.