KRICOM - Kisruh soal keberadaan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) ternyata tak cuma terjadi di Indonesia. Baru-baru ini, sepasang pria gay asal Rusia yang baru saja melangsungkan pernikahan harus kabur keluar negeri karena mendapatkan ancaman mati dari sejumlah elemen masyarakat.
Pavel Stotsko dan Yevgeny Voitsekhovsky sebelumnya telah menikah secara sah sebagai pasangan gay di Denmark pada awal bulan Januari. Pernikahan tersebut juga telah dianggap sah oleh Pemerintah Rusia. Namun ternyata keabsahan pernikahan mereka justru mendapatkan sorotan dari sejumlah pihak di Negeri Beruang Merah.
Salah seorang anggota Parlemen Rusia, Vitaly Milonov mempertanyakan dasar Pemerintah Rusia mengakui pernikahan antara kedua pria tersebut. Menurut Milonov, stempel yang diberikan oleh Pemerintah Rusia seharusnya tidak berlaku.
Dari situ, berbagai kecaman dan sejumlah surat kaleng mulai berdatangan ke kediaman Stotsko dan Voitsekhovsky. Beberapa di antaranya mengancam akan membunuh kedua pria tersebut apabila masih nekat tinggal di lingkungan tersebut.
"Ada yang mengancam untuk memenggal kepala saya dan bahkan ibu saya juga menerima ancaman bahwa dirinya akan kehilangan pekerjaan apabila ia tidak bisa meyakinkan saya untuk membatalkan pernikahan ini," tulis Stotsko di akun Facebook pribadinya, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (29/1/2018).
Sebuah lembaga kemanusiaan bernama LGBT Network mengecam keras segala perlakuan yang menimpa pasangan gay tersebut. Menurutnya, hal tersebut tak pantas dilakukan dan menyebut para pengirim ancaman mati sangat tidak manusiawi.
"Polisi juga memblokir pintu keluar apartemen tempat pasangan itu hidup, juga melarang teman-teman dan kolega mereka untuk datang dan memberikan dukungan pada mereka," ujar salah seorang juru bicara LGBT Network.
Untuk menyelamatkan diri dari ancaman-ancaman tersebut, Stotsko dan Voitsekhovsky akhirnya memutuskan untuk terbang keluar negeri. Namun sayangnya Kementerian Luar Negeri Rusia meminta agar paspor kedua pria tersebut segera dinonaktifkan dan meminta agar petugas yang memberikan cap di dalam paspor untuk segera dipecat.
Rusia sendiri sebenarnya tidak melarang adanya perilaku LGBT di dalam negaranya. Namun, Pemerintah Negeri Tirai Besi tersebut melarang adanya pernikahan antara sesama jenis. Meski begitu, Stotsko dan Voitsekhovsky memanfaatkan sebuah aturan Pemerintah Rusia yang akan mengakui segala bentuk pernikahan yang dilangsungkan di luar negeri.