KRICOM - Sekretaris Komisi A DPRD DKI, Syarif menilai Dirut Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumajati sosok yang sering mengeluh. Bahkan yang terbaru, Marina mengundurkan diri dengan alasan lambannya pencarian dana Public Service Obligation (PSO) untuk subsidi daging bagi warga yang membutuhkan.
Syarif menyebut sebagai contoh, ia menyinggung soal rencana penghapusan anggaran Penyertaan Modal Daerah (PMD) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2018 yang dibahas akhir 2017 lalu.
"Saya sudah cukup lama memperhatikan Marina ini ya. Pada waktu dicoret PMD kan mengeluh. Masih ingat kami waktu di RAPBD akhir tahun kemarin, dicoret dia mengeluh 'Gimana mau maju, itu dibutuhkan, kok dicoret.' Terus digantikan dengan bentuk yang lain bukan dalam bentuk PMP tapi PSO," kata Syarif, Minggu (18/3/2018).
Kemudian, katanya, sikap Marina yang suka mengeluh ini kembali ditunjukkan saat ingin mengundurkan diri dengan alasan belum cairnya dana PSO dan lambannya tindak lanjut dari SKPD terkait, padahal proposal sudah diajukan sejak Desember 2017.
"Saya membaca, memperhatikan, Bu Marina ini kalau orang Jawa bilang kesusu, kesusu itu serba rempong, suka mengeluh dengan ancaman mundur kepada pimpinan. Ancam mundur itu kan bukan tipe seorang profesional. Kalau dia tipe profesional ya harus berkaca lagi," ungkapnya.
Lagi pula, disebut Syarif, alasan Dirut salah satu BUMD itu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, bahwa dokumen pencairan dana tersebut baru masuk ke Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) pada 27 Februari. Dan pada Kamis (14/3/2018), dana tersebut sudah dicairkan.
"PSO ini kan yang mengatur BPKD, yang kalau kita mendapat informasi dari BPKD itu, (Lambannya pencarian dana PSO) kan proposal belum diajukan, baru belakangan ini diterima dan dipelajari. Begitu dia (Marina) teriak, Kamisnya (Dana) cair," pungkasnya.