KRICOM - Senator Jakarta Fahira Idris membeberkan fakta terkait polemik becak yang akan kembali beroperasi di Jakarta.
Menurut Fahira, rencana penataan kampung-kampung di Jakarta dan diperbolehkannya becak beroperasi bergulir di awal Pemerintahan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terdahulu, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Namun, sayangnya rencana tersebut tidak kunjung terdengar saat tampuk kepemimpinan beralih ke Ahok dikarenakan Jokowi terpilih menjadi Presiden. Padahal penataan kampung dan becak sudah menjadi kontrak politik pasangan Jokowi-Ahok saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012.
"Kami patut bersyukur ada pemimpin (Anies Baswedan) yang sepenuh hati mau melunasi janji-janji pemimpin terdahulu. Kontrak politik sebelumnya yang tidak ditunaikan biarkan menjadi catatan sejarah," kata Fahira kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Fahira menambahkan, program Community Action Plan (CAP) atau program peningkatan kualitas kawasan pemukiman kampung-kampung di Jakarta yang baru saja diluncurkan Gubernur Anies senada dengan rencana Jokowi saat menjadi Gubernur untuk menata kampung-kampung di Jakarta.
Saat itu, Jokowi merencanakan penataan kampung tidak hanya dilakukan dengan konsep kampung deret, tetapi penataan kampung juga disesuaikan dengan kekuatan lokal yang ada di masing-masing kampung.
"Seingat saya di masa Pak Jokowi desain penataan kampung sudah ada. Tapi ya kita tahu sendiri kelanjutannya seperti apa. Oleh gubernur penggantinya (Ahok) kampung bukan ditata malah digusur," kata Fahira.
Sama dengan penataan kampung, penataan becak di kampung-kampung juga merupakan kontrak politik gubernur dan wakil gubernur terdahulu yang hendak ditunaikan Anies- Sandi.
Namun, anehnya masih ada sebagian masyarakat bahkan akedemisi dan pengamat yang gagal paham terhadap rencana penataan becak ini. Mereka menganggap Anies-Sandi akan membanjiri jalan-jalan protokol di Jakarta dengan becak.
“Tidak paham isu tetapi berkomentar, jadi ya gagal paham. Sesekali jalan-jalanlah ke Teluk Gong, ke Koja, Cilincing, atau ke Tanjung Priok, becak masih ada bahkan ada ribuan warga yang menggantungkan nafkahnya sebagai pengayuh becak," tuturnya.
"Becak masih dibutuhkan setidaknya bagi emak-emak yang hendak dan pulang dari pasar. Mereka mencari nafkah halal sehinga harus dimudahkan. Tidak boleh lagi abang-abang becak, tiap hari harus kucing-kucingan dengan aparat,” pungkasnya.