KRICOM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah merasa sedih atas insiden penganiayaan yang dialami dua ulama di Jawa Barat dalam waktu sepekan. Bahkan penganiayaan tersebut membuat salah satu ulama tewas.
Fahri juga sudah mendengar bahwa salah satu pelaku penganiayaan yang menyebabkan kematian satu ulama, mengalami gangguan mental. Namun fakta itu diharapkannya tidak membuat polisi berleha-leha dalam mengusut kasus tersebut.
"Saya dengar itu katanya ada orang gila. Tapi begini, polisi harus ngejar yang begini-begini, diidentifikasi, karena ini sensitif," kata dia saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2018).
Secara umum, kata dia, tindak penganiayaan ke ulama seolah memperlihatkan bahwa negara tidak bersahabat terhadap kelompok tertentu. Karena itu, polisi wajib mengusut demi menghindari beragam spekulasi.
"Polisi harus segera bertindak menginvestigasi sampai tuntas. Lalu umumkan ke publik, jadi jangan biarkan spekulasi itu berkembang. Bahaya itu," ungkap dia.
Jika investigasi menyeluruh tidak dilakukan, akan berdampak buruk ke pemerintah. Bahkan bisa jadi memunculkan masalah besar bagi negara. "Karena kalau kemudian orang itu berkembang pikirannya masing-masing karena negara tidak memberikan penjelasan, nanti berbahaya," tandasnya.
Dalam kurun waktu kurang dari sepekan, dua ulama di Jawa Barat dianiaya. Penganiayaan pertama dialami pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah Santiong, KH Emon Umar Basyri (60).
Penganiayaan itu terjadi di Masjid Al-Hidayah, Pesantren Santiong, Kampung Sentiong RT 04/01, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Ketika itu, korban sedang duduk wirid atau berzikir seusai melaksanakan Salat Subuh berjamaah. Suasana di dalam masjid saat penganiayaan terjadi sedang sepi, karena seluruh santri telah kembali ke pondok masing-masing setelah Salat Subuh.
Ulama kedua yang mengalami penganiayaan yakni Ustaz R Prawoto. Dia tercatat sebagai Komandan Brigade Persatuan Islam Indonesia (Persis) Pusat.
Prawoto dianiaya Kamis (1/2/2018) kemarin, sekira pukul 07.00 WIB oleh Asep Maftuh (45). Ustaz Prawoto mengalami luka parah di kepala dan patah tangan kiri akibat dipukuli oleh Asep yang merupakan tetangganya di Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Ustaz Prawoto meninggal dunia pukul 17.30 WIB.