KRICOM - Kekerasan terhadap para tenaga kerja asing di kawasan Timur Tengah ternyata tak hanya dialami oleh Indonesia saja. Baru-baru ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menguak fakta bahwa sejumlah tenaga kerja Filipina di Kuwait kerap mendapatkan kekerasan dari para majikannya.
Atas maraknya tindak kekerasan tersebut, Duterte pun tak segan untuk mengeluarkan kecamannya. Dalam sebuah kesempatan, presiden yang dikenal dengan ucapannya yang amat blak-blakan tersebut mengatakan dirinya tak akan segan untuk menyambangi petinggi Kuwait untuk meprotes hal tersebut.
"Saran saya adalah kita mendatangi mereka dan memberitahu mereka bahwa tindak kekerasan semacam ini tidak bisa diterima lagi," ujar Duterte saat berbicara dalam sebuah acara, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/1/2018).
Tak sampai di situ, Duterte juga mengancam akan menghentikan suplai tenaga kerja ke negara tersebut. "Mungkin kami akan memberlakukan pemblokiran total atau melakukan revisi peraturan," sambungnya.
Meski begitu, Duterte menyatakan tak ingin memperpanjang masalah ini. Ia mengaku hanya ingin melindungi keamanan dan keselamatan warganya yang bekerja di luar negeri, khususnya di negara-negara di kawasan Timur Tengah.
"Saya tidak ingin bertengkar dengan Kuwait. Saya menghormati para pemimpin Kuwait, tetapi mereka harus mulai melakukan sesuatu, karena banyak tenaga kerja wanita Filipina melakukan aksi bunuh diri. Mereka mengatakan telah dilecehkan secara seksual," pungkasnya.
Sebagai informasi, saat ini terdapat lebih dari 250.000 warga Filipina yang bekerja di Kuwait. Data tersebut diambil dari Kementerian Luar Negeri Filipina. Mayoritas dari mereka berprofesi sebagai asisten rumah tangga.