KRICOM - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku sudah mendengar soal petisi untuk meminta Papua merdeka dari Indonesia. Namun PBB menegaskan pihaknya tidak akan menerima petisi yang kabarnya ditandatangani oleh 1,8 juta warga Papua tersebut.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Komite Dekolonisasi PBB, Rafael Ramírez. Kepada wartawan, Ramírez menegaskan pihaknya tidak bisa menerima petisi yang diselundupkan oleh aktivis Papua Merdeka, Benny Wenda.
Ramírez menjelaskan, pihaknya tidak memiliki mandat untuk menerima petisi tersebut.
"Saya adalah pimpinan dari C24 dan persoalan kemerdekaan Papua Barat bukanlah masalah yang ditangani oleh C24. Kami hanya menangani kawasan-kawasan yang masuk dalam daftar daerah yang tidak memiliki pemerintahan. Daftar tersebut dibuat oleh Majelis Umum PBB," ujar Ramírez, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (30/9/2017).
Ramírez juga mengatakan, dirinya tidak akan mengganggu kedaulatan negara lain, dalam hal ini Indonesia.
"Salah satu prinsip dari agenda kami adalah mempertahankan kedaulatan sebuah negara dan integritas dari para anggota kami. Kami tidak akan melakukan satu hal apapun yang melawan Indonesia," papar Ramírez.
Seperti dikabarkan sebelumnya, sebuah petisi yang meminta agar Papua Barat merdeka berhasil diselundupkan ke PBB. Petisi tersebut dibuat oleh aktivis Papua Merdeka, Benny Wenda beberapa waktu lalu.
"Kami menyerahkan tulang-belulang warga Papua Barat kepada PBB dan dunia. Setelah berpuluh-puluh tahun menderita pembantaian massal, kami membuka suara warga Papua Barat lewat petisi ini. Rakyat kami ingin merdeka," ujar Benny Wenda dalam petisi tersebut.