KRICOM - Sepeda motor masih menjadi alat transportasi favorit masyarakat Indonesia. Selain harga murah dan perawatan mudah, kelincahan motor sangat bisa diandalkan dalam membelah kemacetan, terutama di kota-kota besar.
Namun meski punya banyak keunggulan, ternyata ada juga sepeda motor yang penjualannya seret. Parahnya lagi, beberapa jenis motor yang penjualannya gagal ini punya inovasi dan dibekali fitur canggih loh.
Kali ini, tim Kricom merangkum lima motor inovatif yang gagal di pasaran.
1. Kanzen Taurus Ultima
Sejak muncul ke dunia permotoran Indonesia pada tahun 2000, banyak yang mengira Kanzen adalah motor buatan Cina. Padahal, Kanzen diklaim sebagai sepeda motor asli Indonesia. Meskipun mendapatkan bantuan teknologi dari Daelim -produsen motor asal Korea Selatan-, motor ini diproduksi oleh anak bangsa dengan kandungan lokal mencapai 70%.
Produk yang dihasilkan Kanzen tak kalah menarik dengan merek-merek Jepang. Salah satunya Kanzen Taurus Ultima. Motor ini lahir dari perpaduan antara motor bebek dengan trail. Lantaran lebih tinggi dari bebek biasa, Taurus Ultima dapat dengan mudah menerobos banjir. Kaki-kakinya yang tangguh juga enak banget untuk diajak menghajar jalanan rusak.
Namun sayang, produk inovatif ini kurang sukses menarik minat pembeli. Produk-produk Kanzen lainnya pun bernasib sama, kurang laku di pasaran. Kegagalan demi kegagalan dalam penjualan akhirnya berimbas pada kebangkrutan. Pabrikan Kanzen resmi tutup pada tahun 2010 lalu.
2. Suzuki Arashi
Tak lama setelah meluncurkan Shogun 125, Suzuki merilis varian bebek 125cc lainnya, yaitu Suzuki Arashi. Dari sisi mesin, Arashi bisa dibilang sama dengan Shogun. Kalaupun ada perbedaan, paling cuma di beberapa komponen saja. Yang bikin Arashi beda dengan Shogun adalah tampilannya.
Arashi tampil dengan wajah yang lebih sporty dan unik. Ketika meluncurkan Arashi di tahun 2006, Suzuki berani tampil beda dengan menempatkan lampu utama di bodi depan. Padahal ketika itu, lampu depan motor bebek pada umumnya berada di batok stang.
Namun sepertinya, bentuk Arashi yang anti-mainstream ini justru membuatnya tidak dilirik konsumen. Masyarakat lebih memilih Shogun yang desainnya lebih konvensional.
Akhirnya, pada tahun 2009, Suzuki memutuskan untuk menghentikan produksi Arashi. Ironisnya, beberapa tahun setelah Arashi 'disuntik mati', motor dengan headlamp di bodi depan justru ramai di pasaran.
3. TVS Rockz
Ketika lahir pada tahun 2010 lalu, motor bebek bikinan pabrikan India ini tampil mengejutkan. TVS Rockz hadir dengan fitur-fitur unik dan menarik yang tidak dimiliki pesaingnya.
TVS Rockz dibekali dengan shock breaker nitrogen yang dilengkapi 3 tingkat penyetelan. Urusan keamanan, TVS Rockz menyediakan Killswitch, yakni semacam kunci rahasia yang terletak di bawah jok. Tak hanya itu, Rockz juga dilengkapi dengan lampu bagasi. Kayak mobil aja ya.
Nah, ini nih inovasi andalannya, TVS Rockz merupakan satu-satunya motor di Indonesia yang memiliki fitur MP3 player. Tinggal sambungkan storage drive atau HP kamu ke slot USB yang tersedia, bisa dengerin musik sambil berkendara deh. Kamu juga bisa memilih, mau menikmati musik pakai speaker atau earphone. Oh iya, slot USB tersebut juga bisa digunakan untuk mengisi baterai HP loh.
Segudang fitur ini membuat Rockz meraih penghargaan "Best Bebek 125cc" di ajang Otomotif Award 2012. Namun sayang, penghargaan dan fitur menarik yang bejibun tidak mampu mengatrol penjualan Rockz. Konsumen Indonesia tampaknya sulit berpaling dari merek-merek Jepang.
4. Yamaha Lexam
Produk bikinan pabrikan berlogo garputala ini bisa dibilang inovatif. Gimana enggak, Lexam merupakan motor bebek dan skutik yang dipadukan menjadi satu.
Mengusung konsep hybrid, Lexam memiliki bentuk motor bebek, namun dibekali penggerak tanpa gigi layaknya motor matic. Uniknya, Lexam menggunakan rantai sebagai final drive, bukan v-belt seperti motor matic pada umumnya.
Namun sayang, inovasi yang dihasilkan dari riset yang memakan waktu dan biaya ini bisa dibilang sia-sia, soalnya motor ini enggak laku, guys. Di tahun 2011, Lexam hanya terjual sekitar 6000 unit saja. Yamaha akhirnya memutuskan untuk menyudahi produksi Lexam pada tahun 2013.
5. Honda Revo AT
Di Indonesia, Honda dan Yamaha memang selalu bersaing sengit. Dua pabrikan papan atas ini selalu enggak mau kalah satu dengan yang lain.
Ini terlihat ketika Honda meluncurkan Revo AT, motor bebek rasa matic, untuk duel dengan Lexam. Revo AT bahkan lebih canggih karena sudah menggunakan sistem injeksi elektronik sebagai pengabut bahan bakar, sementara pesaingnya masih menggunakan karburator konvensional.
Miris, keunggulan tersebut gagal membuat nasib Revo AT lebih baik dari Lexam. Penjualan Revo AT bahkan bisa dibilang lebih buruk dari kompetitornya tersebut. Tercatat tidak sampai 6000 unit Revo AT yang terjual pada periode 2011-2012. Sama seperti Lexam, Revo AT kini sudah discontinued.
Lima contoh kasus di atas seakan menjadi pelajaran buat para produsen sepeda motor. Terkadang, menjejalkan produk dengan teknologi dan inovasi belum tentu menghasilkan penjualan yang lebih baik.