KRICOM - Krisis nuklir telah membuat hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) kian memburuk. Namun baru-baru ini, Korut telah menunjukkan kesediaannya untuk menjalin diplomasi, terkait krisis nuklir di Semenanjung Korea.
Menurut laporan, delegasi Korut baru-baru ini telah membuka jalur komunikasi dengan negara serumpunnya, Korsel. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita Korut, Pyongyang mengatakan pihaknya bersedia untuk berdiskusi dengan Korsel di salah satu desa yang kerap dijadikan tempat pembicaraan damai Korut-Korsel, Panmunjom.
"Berdasarkan keputusan yang dibuat oleh sang pemimpin, kami akan melangsungkan pembicaraan dengan Korsel secara terhormat," ujar pemimpin agensi urusan Korut-Korsel, Ri Son-gwon, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (3/1).
Ri menjelaskan, rencana diplomasi tersebut telah mendapatkan restu dari Pemimpin Besar Korut, Kim Jong-un. Ri bahkan mengatakan bahwa dibukanya jalur komunikasi dengan Korsel mendapatkan sambutan baik dari Kim.
"Pemimpin kami sangat mengapresiasi dan menyambut baik diplomasi ini. Beliau juga menekankan bahwa hubungan antara Korut-Korsel akan semakin membaik," sambungnya.
Pihak Korut menjelaskan, upaya untuk membuka jalur diplomasi tersebut terkait dengan rencana keikutsertaan Korut dalam penyelenggaraan kompetisi olahraga Pyeongchang Games yang akan berlangsung pada 9 Februari mendatang.
Namun menurut sejumlah pihak, Korut dan Korsel disebut-sebut akan turut mendiskusikan soal krisis nuklir di Semenanjung Korea yang kian berlarut-larut. Prediksi tersebut muncul usai Pemimpin Besar Korut Kim Jong-un mengancam akan menyerang Amerika Serikat menggunakan rudal balistik berhulu nuklir, apabila merasa terancam.