KRICOM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali mengeluarkan respon atas pidato Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un pada 1 Januari 2018 silam. Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan bahwa warga AS harus tetap mendukung segala sikap yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Di samping itu, Gedung Putih juga meminta agar warga tak khawatir dengan pernyataan-pernyataan yang dibuat Trump, meskipun hal tersebut berpotensi menimbulkan kontroversi.
"Warga di negara ini harus lebih mewaspadai kesehatan mental dari pemimpin Korut. Dia telah mengeluarkan sejumlah ancaman dan menguji coba rudal berulang kali," ujar Juru Bicara Gedung Putih, Sara Sanders, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/1/2018).
Sanders juga menekankan bahwa Trump tidak akan mengambil langkah mundur dalam menyikapi segala provokasi yang dibuat oleh Korut.
"Beliau adalah presiden yang tidak akan takut dan tidak akan menjadi lemah demi menepati janji yang ia buat. Ia juga akan berdiri untuk melindungi warga Amerika," sambungnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Trump kembali membuat kontroversi lewat sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya. Lewat akun bernama @realDonaldTrump, Presiden AS mengatakan bahwa Negeri Paman Sam tak akan ragu untuk menyerang Korut apabila negara tersebut benar-benar meluncurkan rudal balistiknya ke AS.
"Pemimpin Korut Kim Jong-un baru saja menyatakan, 'Tombol nuklir ada di meja saya setiap saat.' Maukah seseorang dari negara miskin dan kelaparan tersebut menginformasikan kepadanya bahwa saya juga memiliki Tombol Nuklir?" ujarnya pada Rabu (3/1) silam.
Ucapan tersebut merupakan respon atas pidato Kim Jong-un yang dibuatnya pada hari pertama tahun 2018. Saat itu, Kim memaparkan negaranya telah berhasil merampungkan program pengembangan senjata nuklirnya.
"Seluruh area di daratan negara AS masuk ke dalam area rudal kami. AS tak bisa memulai perang melawan saya dan negara kami. Senjata-senjata ini hanya akan digunakan apabila keamanan kami terancam," ujar Kim dalam sebuah pidato yang disiarkan oleh stasiun televisi lokal Korut, Senin (1/1/2018).