KRICOM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuding Amerika Serikat tengah mempermalukan Indonesia. Hal ini buntut dengan penolakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang ingin berangkat menuju Negeri Paman Sam itu.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menduga, penolakan ini tak lepas dengan adanya kedekatan antara Gatot dengan sejumlah tokoh Ormas Islam di tanah air.
"Pak Gatot itu rising star di kalangan umat, seperti saat aksi 212, dan tindakan pak Gatot selama ini yang membela Islam sehingga ada perspektif Gatot dipermalukan," kata Mardani saat diskusi 'Insiden Cekal Panglima TNI, Apa Maumu Amerika?' di kawasan SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/10/2017).
Selain itu, Mardani juga menduga ditolaknya Gatot karena adanya divertasi 51 persen saham Freeport yang dilakukan Indonesia. Tentu saja, hal itu merugikan negeri Paman Sam tersebut.
"Saya menduga Amerika Serikat tak memperhatikan standar Indonesia sebagai negara yang berdaulat," kata mantan Anggota Komisi I DPR ini.
Bahkan, Mardani tak menampik ada upaya dari Amerika Serikat untuk menjatuhkan suara Gatot yang dinilai tengah menjadi potensi underdog di Pilpres 2019.
Gatot diundang langsung oleh Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph Dunford. Namun, saat hendak berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates pada Sabtu 21 Oktober 2017, ada pemberitahuan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection.