KRICOM - Persaudaraan 212 mengecam pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menyebut hanya ada dua ormas, NU dan Muhammadiyah yang diakui di negara ini. Pasalnya, pernyataan itu seperti tak menghargai ormas lainnya.
Ketua Presidium 212 Slamet Maarif menilai pernyataan ini sungguh mengagetkan, karena menyudutkan umat Islam non-NU dan non-Muhammadiyah lantaran mereka dianggap malah merontokkan negara.
"Pernyataan yang ultra-diskriminatif, bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan berpotensi mengadu-domba sesama anak bangsa," kata Slamet di Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Slamet menilai, pernyataan itu telah menghina, melecehkan dan memusuhi umat Islam selain dari NU dan Muhammadiyah yang juga telah berjuang memerdekakan dan mempertahankan bangsa Indonesia.
"Karena Tito Karnavian adalah Kapolri, maka tidak mustahil seluruh jajaran Polri di bawahnya, yang sehari-hari hidup di tengah masyarakat akan mengambil sikap mencurigai, memata-matai dan memusuhi orang Islam yang bukan NU dan Muhammadiyah. Karena kegiatan mereka dinilai sedang merontokkan negara," ungkap Slamet
Slamet menegaskan, umat Islam sudah cukup terhina dengan kasus Ahok tahun lalu, terkejut ada Perppu Ormas yang ganjil, juga Victor Laiskodat tetap berkeliaran bebas.
"Dan sekarang seorang Tito Karnavian mengekspresikan sikapnya di depan publik yang benar-benar tidak bisa kami terima," tutupnya.