KRICOM - Wabah Difteri menghantui masyarakat Indonesia. Sepanjang November-Desember 2017 tercatat sudah ada 38 orang yang meninggal. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta menetapkan difteri menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tapi, apa sih difteri itu? Seperti dilansir dari alodokter.com, difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Dari tahun 2011 hingga tahun 2016, Indonesia menempati urutan ke-2 setelah India dengan jumlah kasus difteri terbanyak yaitu 3.353 kasus. Parahnya, ada 110 orang tewas akibat penyakit ini. Salah satu penyebab tewasnya pasien difteri karena 90 persen korban tidak melakukan imunisasi lengkap.
Jadi, apakah kamu sudah bisa mengenali penyebab, gejala, cara mencegah, serta cara mengobati difteri? Yuk, simak ulasan Kricom berikut.
Penyebab Difteri:
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Bakteri tersebut dapat menyebarkan penyakit melalui udara, benda, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.
(Foto: Health Love)
Penyakit tersebut juga dapat tersebar jika menghirup udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Hal ini merupakan cara termudah orang terkontaminasi.
Penyebab lainnya adalah, jika mengalami kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi, contohnya tisu bekas atau minum dari gelas yang belum dicuci. Bahkan bakteri tersebut juga dapat menyebar dari handuk orang yang terkontaminasi.
Gejala Difteri:
Demam
Gejala awal orang yang terserang difteri mengalami demam. Biasanya, suhu tubuh pada korban difteri mencapai 38 derajat celcius. Ada pula kasus demamnya tidak terlalu tinggi. Ini membuat seseorang merasa bahwa dirinya tidak sakit.
Terbentuk Lapisan pada Amandel dan Tenggorokan
Selain demam, gejala lain yang terlihat adalah rasa sakit dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Jika terdapat selaput putih di tenggorokan harap waspada, karena ini merupakan salah satu gejala khas dari difteri. Hal ini harus segera ditangani oleh dokter, karena jika tidak segeral ditolong, selaput putih tersebut bisa menghambat saluran napas dan menyebabkan korban meninggal dunia.
(Foto: Flickr)
Kuman Pada Hidung hingga Pilek Berdarah
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kuman difteri yang terdapat pada hidung. Jika kuman tersebut ada di hidung, orang yang terserang bisa menjadi pilek berdarah, ditambah lagi dengan aromanya yang tak sedap. Selain hal-hal diatas, infeksi tersebut juga dapat menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan saraf, hingga terserang infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini juga menghasilkan racun berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Imunisasi
Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah. Caranya adalah dengan melakukan imunisasi atau vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan hingga enam tahun.
(Foto: Torontoist)
Vaksinasi
Untuk anak usia di atas tujuh tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap dan harus diulang setiap 10 tahun sekali, termkasuk untuk orang dewasa.
Cara mengobatinya:
Periksa ke Dokter
Jika kamu atau anak mengalami gejala-gejala diatas atau terkena kontak dengan seseorang yang memiliki difteri, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan memeberi suntikan antioksin untuk melawan racun-racun hasil difteri.
(Foto: ClipartXtras)
Istirahat yang Cukup
Selain itu, orang yang terinfeksi harus banyak beristirahat dan tidur yang cukup, serta membatasi segala aktivitas fisik hingga pulih total. Terpetingnya lagi, lakukan isolasi ketat untuk menghindari penyebaran penyakit pada orang lain.
Itulah penyebab, gejala, cara mencegah dan mengobatinya. Jangan lupa untuk memberitahu ke teman-teman dan keluarga tentang bahaya penyakit ini. Semoga, tidak ada korban penyakit difteri dikemudian hari. Jaga kesehatan ya!