KRICOM - Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyebut sudah ada 32 orang yang tewas karena terjangkit virus difteri. Dia mewanti-wanti agar warga DKI Jakarta menjaga kesehatan agar tak terjangkit virus itu.
Nila menuturkan, pihaknya telah melakukan penelitian kenapa terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah wilayah. Hasilnya, pasien tewas karena tidak melakukan imunisasi.
"Kemudian kami teliti kenapa begini, salah satunya adalah tidak diimunisasi anak tersebut, atau imunisasinya tidak lengkap," ujar Nila saat mengunjungi SMA 33 Jakarta, Jalan Kamal Muara, Jakarta Barat, Senin (11/12/2017).
Nila menambahkan, penyakit difteri berawal dari gejala berupa demam yang mencapai 38 derajat. Demam tersebut diikuti dengan timbulnya selaput di kerongkongan.
"Yang terjadi adalah timbulnya selaput di kerongkongan yang menyebabkan kerongkongan tertutup dan tidak bisa bernafas. Bakteri ini akan menyebabkan gangguan jantung dan syaraf yang membuat lemahnya otot-otot," imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan jika kasus difteri mengalami peningkatan dimasa kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat/
Hal ini diketahui setelah Anies membeberkan data yang diperoleh pihaknya mengenai perkembangan penyakit Difteri sebelum dia menjadi orang nomor satu di ibu kota.
"Ada peningkatan dari empat kasus di tahun 2014, menjadi sembilan kasus tahun 2015, 17 kasus di 2016 dan per hari ini (2017) ada 25 kasus," jelas Anies.
"Kematian ada dua orang yang fatal sehingga meninggal," lanjutnya.
Anies pun berharap dengan adanya program Outbreak Respon Imunization (ORI) dapat menekan wabah Difteri di wilayah administrasi Pemprov DKI Jakarta.