KRICOM - Indonesia Development Monitoring (IDM) mencium ada ketidakberesan dalam proses lelang tender proyek pembangunan jalan nasional Oksibil-Towe Hitam di Kabupaten Oksibil, Papua. IDM menuding ada oknum di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang 'bermain' dalam proyek tersebut.
Menurut Direktur Eksekutive IDM, Fahmi Hafel, keanehan dalam tender tersebut sangat terlihat ketika harga penawaran lebih rendah yang ditawarkan PT Graha Prasarana Sentosa malah dikalahkan oleh salah satu BUMN karya yaitu PT Wijaya Karya Tbk.
Padahal, BUMN itu menawarkan harga yang jauh lebih tinggi dalam proyek jalan nasional Oxibil-Towe Hitam
Adapun PT Graha Prasarana Sentosa dengan nomor urut satu sebagai penawar dalam tender tersebut dengan harga proyek Rp104 milyar, sedangkan Wijaya Karya Rp108,5 miliar, di mana nilai proyek tersebut dengan pagu anggaran sebesar Rp129,9 miliar.
"Perbedaan 4,5 milyar tentu bukan nilai yang sedikit dan jika model tender proyek infrastruktur di kementerian PUPR seperti ini maka wajar saja kalau ada pembengkakan dalam setiap proyek pembangunan di era Joko Widodo," kata Fahmi kepada wartawan, Selasa (19/12/2017).
Karena itu, dia mendesak KPK dan Kejaksaan harus lebih fokus mengawasi tender-tender proyek pembangunan yang dilakukan kementerian PUPR. Sebab ia menuding banyak yang tidak beres dalam proses tendernya.
"Akibat Ketidakberesan dalam proses tender, maka biaya proyek menjadi lebih mahal dari yang diperkirakan, seperti dalam kasus tender pembangunan jalan nasional Oksibil-Towe Hitam ini," jelasnya.
Tak hanya itu, Fahmi juga mendesak Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, untuk mencopot Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII.
"Segera Menteri PUPR copot Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional XVIII yang tidak disiplin dalam melakukan efisiensi pengunaan dana proyek infrastruktur yang dibiayai oleh APBN," tegasnya..
"Inilah akhirnya yang menyebabkan proyek-proyek infrastruktur pemerintahan Joko Widodo banyak yang bocor akibat tidak efisien dan banyak praktek percaloan dalam proses tendernya," tandas Fahmi.