KRICOM - Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Afghanistan dan Pakistan mendapatkan komentar miring dari sejumlah pihak. Pasalnya, Jokowi dinilai tengah melakukan politik pencitraan agar dirinya dipandang sebagai pemimpin yang pro dan dekat dengan umat Islam.
Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, tindakan Jokowi dipandang sangat wajar. Pasalnya, sebagai seorang kepala negara dan politikus, apapun yang dilakukan Jokowi pastilah bermuatan politik.
"Kenapa Pak Jokowi melakukan itu? Karena selama ini Pak Jokowi selalu dianggap anti-Islam oleh kalangan tertentu," kata Ujang kepada Kricom di Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Ujang menambahkan, ada yang ingin dibuktikan oleh Jokowi soal bagaimana dia menjalin hubungan dengan umat Muslim di Pakistan dan Afghanistan yang dinilai sebagai sarangnya kelompok garis keras Islam.
"Pak Jokowi ini ingin membuktikan bahwa dia adalah presiden yang patut dibanggakan umat Islam di tanah air," katanya.
"Tentu ini merupakan sebuah bagian daripada pencitraan di 2019. Ini wajar dan tak ada yang istimewa yang dilakukan seorang kepala negara," papar dia.
Ujang yakin, Jokowi mengakui bahwa dirinya sudah menjadi sasaran bagi umat Islam yang mencapnya sebagai pemimpin tak pro umat. "Sehingga dia mencari momen untuk mendapatkan hati di tengah umat Islam," pungkasnya.
Presiden Joko Widodo menerima penghargaan medali tertinggi dari Presiden Afganistan Ashraf Ghani atas keberaniaannya dalam upaya perdamaian dunia.
Hal tersebut dilakukan saat orang nomor satu di Indonesia ini tiba di Istana Arg, usai melakukan kunjungan kehormatan.
Dilansir Setkab, Selasa (30/1/2018), dalam kepergiannya Jokowi didampingi Ibu Negara, Iriana. Bahkan saat kedatangannya, mereka disambut dengan upacara kenegaraan dalam keadaan turunnya salju.