KRICOM - Puluhan orang yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ) menggelar aksi mandi bareng di depan Balai Kota DKI Jakarta.
Massa yang sebagian besar ibu-ibu ini menggelar aksi guna menuntut pemerintah untuk menyediakan air yang dirasa sangat sulit didapat di daerah tempat tinggalnya guna keperluan mandi dan memasak. Ibu-ibu ini sebagian besar datang dari Muara Angke dan Rawa Badak yang belum terjangkau air bersih dari PAM.
Alhasil, warga harus membeli air dengan harga yang dirasa cukup mahal, yaitu berkisar Rp 5.000 hingga Rp 17.000 per jerigen yang dijual oleh pedagang air. Padahal profesi sebagian besar warga hanya nelayan dan pedagang.
"Kami datang ke sini karena rumah kami kekurangan air. Kami mau mandi di Balai Kota, buka pintunya. Air mahal 17.000," ujar sang orator di depan Balai Kota, Kamis (22/3/2018).
Saat ini para pengunjuk rasa tengah melakukan mandi bersama dan mencuci dengan air yang berasal dari jerigen yang dibawa langsung oleh pengunjuk rasa.
Massa juga masih terus berusaha untuk masuk dan mandi di area kantor Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno. Namun keinginan mereka kandas karena pintu gerbang ditutup dan dihadang oleh aparat keamanan.
HIngga saat ini, belum ada tanda-tanda dari perwakilan Pemprov untuk menemui para pendemo.