KRICOM - Pemprov DKI Jakarta akan terus melakukan pengawasan hingga sidak terkait sumur resapan dan air tanah yang digunakan gedung-gedung di Jakarta hingga Rabu (21/3/2018) mendatang.
Bahkan, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno meminta larangan penggunaan air sumur tak hanya berlaku bagi gedung perkantoran, melainkan juga bagi perumahan di Ibu Kota.
"Kami mau sekarang juga seluruh masyarakat saling mengingatkan kepada tetangga untuk setop mengambil air tanah," kata Sandiaga di Kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (13/3/2018).
Menurut Sandi, penggunaan air tanah yang selama ini dilakukan warga telah menyebabkan penurunan muka tanah di Jakarta. Hal itu berdasarkan data dari New York Times yang menempatkan Jakarta di urutan nomor 1 dengan presentase penurunan tanah terbesar.
"Penurunan muka air ini disebabkan oleh penyedotan air tanah. (Penurunan tanah) bisa dihindari dengan lebih disiplin mengelola air. Kita gunakan saja air PDAM(Perusahaan Daerah Air Minum)," jelasnya.
Selain karena masalah penurunan muka tanah, ia juga menyebutkan bahwa hal ini bertujuan untuk mendorong investasi PDAM.
"Kita dorong PDAM untuk berinvestasi, untuk pipanisasi dan kita stop untuk mengambil air tanah. Rumah saya ternyata ada sumur tanah juga, jadi ini yang mau kami matikan dan ditukar dengan air PDAM," tegasnya.