KRICOM - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan anti terhadap kritik. Sosok yang pernah memimpin Indonesia selama dua periode ini pun membandingkan pemerintahan saat ini dengan masanya.
Diakuinya, selama 10 tahun menjabat Presiden RI, ia sering mendapat kritikan yang jauh lebih keras dibanding saat ini. Bahkan para pengkritiknya saat ini sudah tak lagi vokal dan hilang ditelan bumi.
“Entah kenapa yang dulu keras mengkritik saya itu malah sekarang lebih banyak diam,” kata SBY di Purwakarta, Rabu (21/3/2018).
Sebagai pengayom masyarakat, seharusnya pemerintah bisa bersikap bijak dalam menanggapi aspirasi masyarakat, termasuk kritikan-kritikan yang muncul. Kedewasaan dalam menanggapi kritikan itu dibuktikan pemerintahan SBY yang tak jatuh di tengah jalan dan meletakkan jabatan tepat pada waktunya meski dibombardir dengan banyak kritikan.
“Pemerintah tak perlu arogan dalam menanggapi kritik. Negeri ini dibangun bukan untuk menjadi negara kekuasaan. Karena itu kedaulatan berada di tangan rakyat," jelasnya.
Kendati demikian, ia juga mengimbau kepada masyarakat dan tokoh politik untuk tidak semena-mena dalam menyampaikan kritikan. Jika berdasarkan fakta dan data yang konkret, hal itu dinilai sah-sah saja.
"Tapi rakyat juga tak boleh absolut,” tegasnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan merespon keras kritikan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, termasuk pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais yang menyentil gaya Jokowi yang kerap membagi-bagikan sertifikat kepada masyarakat.
Bahkan saking geramnya, Luhut mengeluarkan pernyataan bernada ancaman kepada pihak-pihak pengkritik pemerintah. Sebagai mantan anggota militer, ia mengancam bakal membongkar 'dosa-dosa' para pengkritik Jokowi yang dia ketahui.
SBY pun meminta polemik keduanya bisa terselesaikan dengan baik-baik tanpa menimbulkan konflik berkepanjangan.
“Kedua-duanya ini adalah sahabat saya. Saya berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik," pungkas SBY.