KRICOM - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyebut ada satu partai yang dianggap sebagai biang kerok dari permasalahan bangsa saat ini. Meski tak menyebut nama, namun mereka memberi clue bahwa partai tersebut tengah berkuasa dan berwarna merah.
Saat dikonfirmasi, PDI menanggapi santai tuduhan tersebut. Pasalnya, masyarakat sudah tahu kubu mana yang merupakan biang kerok sebenarnya.
"Soal yang namanya biang kerok itu kan publik sudah tahu yang biang kerok yang mana," ujar Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu kepada wartawan di kantornya, Senin (29/1/2018).
Masinton enggan ambil pusing soal tuduhan miring seperti itu. Selama ini, partainya sudah biasa mendapat komentar negatif mulai dari antek-antek PKI dan sebagainya.
"Selama ini PDIP dituduh apa-apa sudah biasa lah ya bagi kita. Dituduh PKI, dituduh anti Islam, dituduh macam-macam lah. Terus sekarang dituduh biang kerok. Biar publik yang melihat, yang menilai benar enggak. Toh tuduhan itu selama ini kan gugur semua," tuturnya panjang lebar.
Hingga kini, pihaknya belum berpikir untuk melakukan langkah hukum terkait dengan tuduhan dari kelompok yang dipimpin oleh Habib Rizieq Shihab CS ini.
"Enggak perlu ada klarifikasi, publik hari-hari ini psudah sangat mengerti dan sangat pintar menilai terhadap tudingan. Selama ini toh tudingan2 terhadap PDIP itu macem-macem lah. Iya toh kepercayaan rakyat terhadap PDIP kan bisa kita lihat saat pemilu ke pemilu," pungkas dia.
Persaudaraan Alumni 212 menegaskan tak akan mendukung calon kepala daerah yang diusung oleh partai pendukung penista agama Basuki Tjahaha Purnama (Ahok). Kebetulan, partai itu kini tengah berkuasa.
Ketua Perhimpunan Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan, imbauan ini dibuat lantaran partai tersebut selalu menjadi biang kerok yang menjatuhkan kelompoknya.
"Ada satu partai yang menurut kami menjadi target utama untuk ditinggalkan. Karena bagi kami partai tersebut biang kerok dari persoalan di bangsa dan negara ini," ujar Slamet di Masjid Al Ittihad, Jalan Tebet Mas, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (27/1/2018).
Slamet meminta kepada umat Islam untuk meninggalkan partai tersebut.