KRICOM - Wali Kota New York, Bill de Blasio angkat bicara terkait insiden ledakan yang terjadi di sebuah stasiun kereta bawah tanah Manhattan, Senin (11/12/2017) pagi waktu setempat.
Dalam pidatonya, de Blasio memastikan aksi peledakan tersebut merupakan tindakan terorisme.
"Ini adalah sebuah serangan yang dilakukan teroris," ujar de Blasio, seperti dikutip dari The Guardian.
De Blasio juga memastikan bahwa pihak berwajib saat ini tengah bekerja untuk menyelidiki insiden ledakan ini. Namun ia meminta kepada warga New York untuk tetap tenang, karena sampai sejauh ini situasi sudah terkendali.
"Tidak ada insiden atau aktivitas terkait aksi terorisme susulan," tegasnya dalam sebuah pidato, usai insiden ledakan yang melukai empat orang, termasuk pelaku.
Senada dengan de Blasio, Gubernur New York Andrew Cuomo turut memastikan ledakan di Manhattan adalah sebuah aksi terorisme. Ia juga mengutuk keras tindakan yang telah membuat kekacauan dan kepanikan di tengah masyarakat.
"Serangan di stasiun kereta bawah tanah itu sangat menakutkan dan menganggu. Ini adalah salah satu mimpi buruk kami," ujar Cuomo.
Di sisi lain, Cuomo meminta agar para warga New York mulai meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, salah satu kota terbesar di Amerika Serikat tersebut telah menjadi salah satu sasaran dari para pelaku teror untuk melakukan aksinya.
"Ini adalah New York. Kenyataannya adalah, kita telah menjadi target oleh orang-orang yang ingin membuat pernyataan melawan demokrasi dan kebebasan. Kita memiliki Patung Liberty. Siapapun memiliki akses ke internet dan mengunduh konten sampah dan membangun sebuah bom tingkat amatir. Ini adalah kenyataan yang harus kita hadapi," ucap Cuomo.
"Namun di sisi lain, ini adalah New York dan kita hidup berdampingan. Kita adalah orang-orang yang cerdas. Kita memiliki anggota kepolisian terbaik di seluruh dunia," pungkasnya.
Seperti diketahui, kepolisian New York telah mengamankan seorang pria bernama Akayed Ullah (27). Pria tersebut diduga sebagai pelaku aksi peledakan di salah satu stasiun kereta bawah tanah Manhattan, dekat Terminal Bus Port Authority.
Menurut tim penyidik, Ullah melakukan aksinya sebagai aksi balas dendam terhadap kebijakan Amerika Serikat yang telah membunuh warga Muslim di Suriah. Ullah juga diketahui terpapar paham radikal lewat propaganda-propaganda yang ia temukan di internet.