KRICOM - Ketua PP Muhammadiyah, Dahnil Anzar terlibat adu argumentasi dengan Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi saat membahas kasus e-KTP dalam sebuah diskusi bertema 'Novanto Bertahan' di ILC TVOne, Selasa (14/11/2017) malam.
Awalnya, Dahnil Anzar menyebut jika Setnov itu simbol stamina politik. Bahkan, untuk menjeratnya, KPK memerlukan 300 bukti.
Selain itu, ia mengatakan telah mengendus aroma persekongkolan di paripurna. Hal itu terbukti saat dibentuknya pansus hak angket terhadap KPK.
"Kami mencium ada persekongkolan di paripurna. Pansus hak angket KPK dibentuk usai pernyataan Miryam yang mengaku diintimidasi penyidik KPK. Tapi seiring waktu, terbukti kebohongan Miryam ini. Dia sudah divonis 5 tahun dan denda Rp 200 juta," jelas pria yang kerap tampil berpeci ini.
"Lalu, contoh nyatanya lagi. Ini kan ada dua penyidik Polri yang kembali ke institusinya. Ini karena apa? Dia merusak barang bukti. Harusnya kalau DPR benar, dibuat pansus, ditanya kenapa KPK hanya menerapkan sanksi administrasi, harusnya ini kan sudah masuk pidana. Kenapa yang jadi fokus hanya ke Miryam dalam e-KTP?" heran Dahnil.
Oleh karena ada sejumlah ketidakberesan dalam perkara e-KTP, ia menyarankan agar tersangka terbaru e-KTP, yakni Setya Novanto agar kooperatif dalam menghadapi proses hukum yang kini tengah berlangsung.
"Jadi saran saya dalam kasus ini, Pak Setnov harus sehat agar dapat menghadapi persoalan hukum di KPK. Jangan melipat hukum. Buktikan dong sebagai pimpinan. Jangan hanya akrobat hukum. Sedangkan bagi KPK, kalau nanti Setnov enggak hadir lagi, harus panggil paksa dan tahan," tegasnya.
Mendengar pernyataan tersebut, Fredrich langsung bereaksi. Dengan nada meninggi, dia mempertanyakan kapasitas Dahnil sehingga bisa berbicara lantang yang menyudutkan kliennya.
"Anda siapa? Ketua KPK? Kok bisa memerintahkan saudara Setnov ditahan? Anda juga jangan meremehkan profesi advokat yang bilang akrobatik. Saya bisa tuntut Anda," ucapnya.
"Lagipula, darimana Anda tahu kalau pansus dibentuk karena kasus e-KTP, memang Anda anggota DPR? kan cuma katanya? Mana faktanya?," kata pria berkumis yang kemudian ditengahi oleh moderator acara, Karni Ilyas.