KRICOM - Mobil yang ditumpangi Ketua DPR, Setya Novanto mengalami kecelakaan tunggal saat melintas di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Pasca kejadian itu, dia langsung dirawat lantaran mengalami luka parah.
Bukannya merasa iba atau prihatin, insiden tersebut malah dijadikan bahan bercandaan oleh warganet. Bahkan tidak sedikit yang mengira kalau kecelakaan tersebut hanya akal-akalan Setnov saja.
Psikolog dari Universitas Pancasila, Aully Grashinta menilai komentar yang dilontarkan para warganet merupakan hal wajar. Baginya, itu merupakan sikap spontan dan bukan bermaksud mengkritik untuk Setya Novanto.
"Karena dasarnya manusia itu mengalami proses belajar. Satu informasi yang kita terima secara spontan akan kita kaitkan dengan informasi yang sebelumnya ada di memori kita," kata dia kepada Kricom.id di Jakarta, Minggu (19/11/2017).
Dalam istilah psikolog, kata dia, hal itu bernama prior knowledge. Dengan munculnya insiden kecelakaan, warganet lalu kita membentuk satu hubungan silogisme dan membuat satu kesimpulan.
"Berdasarkan kesimpulan tersebutlah kita bertindak," lanjutnya.
Dia menuturkan, reaksi warganet terhadap insiden kecelakaan, bukanlah sebuah fenomena yang muncul baru. Karena hal itu merupakan reaksi, terlebih jika ditemukan kejanggalan dalam insiden kecelakaan.
"Jadi ini sebenarnya bukan ‘fenomena’ tapi ini adalah reaksi dari sebuah aksi. Karena sudah melalui proses pembelajaran tertentu yang sebelumnya ada maka perilaku kolektif masyarakat ya seperti yang sekarang kita lihat," pungkasnya.