KRICOM - Berbagai spekulasi tentang dipilihnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI terus mengemuka di masyarakat. Penunjukan ini diduga ada kaitannya dengan pertimbangan politik.
Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai Jokowi menunjuk Marsekal Hadi sebagai Panglima TNI lantaran dalam sejarahnya angkatan udara tidak pernah bersentuhan dengan kepentingan politik haus kekuasaan.
"Kalau dari AU untuk membangkitkan marwah AU yang sejak peristiwa 65 selalu dikaitkan dengan peristiwa G30S PKI. Mudah mudah-mudahan dengan adanya AU ini kemungkinan berpolitik akan kecil," kata Ray kepada Kricom di Jakarta, Kamis (7/12/2017).
"Karena sejarahnya AU lebih soft dibanding AD. Kalau AD memang auranya sudah berpolitik. Enggak heran kalau Gatot seperti itu," tambah Ray.
Selain itu, salah satu pertimbangan lain yang membuat Jokowi memilih Panglima TNI dari matra AU lantaran gelagat aneh Gatot Nurmantyo sendiri. Beredar isu kalau jenderal bintang empat ini mau meramaikan bursa politik 2019 mendatang.
"Saya pikir itu salah satu pertimbangan dari presiden. Karena panglima sebelumnya seperti enggak fokus," tutur dia.
Ray sendiri mengapresiasi penunjukan Marsekal Hadi sebagai Panglima. Selain bagian dari rotasi, hal ini juga baik untuk menghapus 'dominasi' Angkatan Darat.
"Makanya kenapa dulu Jokowi ambilnya dari AD atau Pak Gatot. Ini yang seperti kita rasakan belakangan, lebih banyak politiknya daripada mengurus soal pertahanan negara," tutup Direktur Lingkar Madani ini.