KRICOM - Presiden Republik Indonesia, Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Afganistan, Timur Tengah, Senin (29/1/2019) kemarin. Dalam kunjungan itu, Jokowi mendapat menerima medali tertinggi atas keberaniannya dalam upaya perdamaian dari Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Taufik Kurniawan menuturkan, Jokowi memang pantas menerima medali tertinggi dari Ashraf. Dia merasa, Jokowi berani berkunjung, meskipun Afghanistan tengah didera konflik.
"Artinya dalam hal keberanian untuk bisa masuk ke arena konflik secara langsung, itu yang berangkali membuat pemerintah Afghanistan merasa tidak sendirian. Sebagai negara Muslim, didatangi saudara Muslim yang mayoritas terbesar di dunia. Ini spirit ya," kata Taufik di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Bahkan, kata dia, Jokowi tidak takut berkunjung ke Afghanistan. Padahal beberapa jam sebelum pendaratan rombongan Jokowi, terjadi serangan ISIS di Afghanistan.
"Saya lihat saja realitas, dinamika yang sedang berkecamuk di sana. Kan cukup keras. Ada bom, serangan ISIS di situ, beberapa jam sebelum Pak Jokowi mendarat. Sebelumnya ada serangan ke hotel di Afganistan, puluhan orang tewas," ungkap dia.
Karena itu, ungkap Taufik, tidak salah jika Jokowi menerima medali penghargaan. Karena kedatangan Jokowi, tampak mengesankan negara Afghanistan, layak untuk dikunjungi.
"Tidak ada salahnya, memang pertimbangan medali diberikan oleh Afganistan tergantung kebijakan pemerintah Afghanistan," tuturnya.
Presiden Joko Widodo menerima penghargaan medali tertinggi dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani atas keberaniaannya dalam upaya perdamaian dunia.
Hal tersebut dilakukan saat orang nomor satu di Indonesia ini tiba di Istana Arg, usai melakukan kunjungan kehormatan.
Dilansir Setkab, Selasa (30/1/2018), dalam kepergiannya Jokowi didampingi Ibu Negara, Iriana. Bahkan saat kedatangannya, mereka disambut dengan upacara kenegaraan dalam keadaan turunnya salju.
Dalam pertemuan tersebut, dilakukan pertemuan bilateral. Hasilnya, disepakati untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, membangun perdamaian dan pendidikan vokasi.
"Di antaranya adalah pembangunan Kompleks Indonesia Islamic Center di Kabul, yang saat ini masjidnya sudah dipakai sejak tahun 2015," kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.