KRICOM - Direktur Imparsial Al Araf mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada tentang hadirnya kampanye hitam jelang Pilkada serentak tahun ini.
Isu SARA masih menjadi salah satu topik favorit bagi 'provokator' untuk melancarkan black campaign, tak hanya agama, isu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender pun diprediksi akan muncul.
"Hal ini menjadi sesuatu yang dikhawatirkan. Siapa yang akan jadi target dan korbannya? Yaitu kelompok minoritas, isu-isu Ahmadiyah dan LGBT," kata Al Araf di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Selain LGBT dan Ahmadiyah, tudingan komunis untuk kelompok tertentu kemungkinan dimanfaatkan lagi selama pilkada 2018.
"Ideologi komunisme itu digunakan sebagai suatu isu-isu yang terus direproduksi dalam propaganda kebencian," sebutnya.
Kemungkinan kelompok minoritas kembali jadi bahan politik untuk memenangkan calon tertentu diharapkan Al Araf diantisipasi pemerintah. Pembiaran ada penggunaan politik yang menyerang identitas, khususnya minoritas dianggapnya bisa meluas hingga tidak bisa lagi dikendalikan.
"Persoalan ini dalam level tertentu kalau tidak diantisipasi dengan dini dia akan menjadi lahan subur untuk terciptanya ujaran kebencian. Di banyak negara apa yang terjadi di Rwanda, Serbia, itu berasal dari propaganda kebencian dalam pertarungan politik kekuasaan," jelasnya.
Araf menilai regulasi hukum di Indonesia untuk menangani ujaran kebencian masih lemah. Sebab, belum terdapat aturan detail yang bisa menanggulangi ujaran kebencian.
"Indonesia memiliki kelemahan regulasi tentang ujaran kebencian. KUHP yang mengatur tentang ujaran kebencian yang terdapat dalam pasal 156-157 ataupun di UU ITE pasal 28 itu aturannya masih umum," urai dia.
Dengan masih lemahnya aturan hukum tersebut. Araf berharap penanganan ujaran kebencian bisa lebih sistematis, dan jangan melupakan aspek preventif (pencegahan).
"Kita berharap agar penanganan ujaran kebencian ini dilakukan dari hulu ke hilir. Kita selama ini mengedepankan aspek penegakan hukum, aspek preventifnya belum cukup kuat. Pendidikan mengajarkan pesan toleransi, dialog antara tokoh agama dimaksimalkan," tutup dia.