KRICOM - Program naturalisasi sungai yang digadang-gadang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mencegah banjir dinilai tak jelas. Bahkan program ini tak ada dalam skema penanganan banjir.
Pengamat Perkotaan Azas Tigor Nainggolan mengatakan, selama ini ada dua penyebab banjir terjadi di Jakarta. Yang pertama adalah air tak lancar dari hulu ke hilir.
"Artinya ini ada permasalahan di hilirnya, pembuangan di lautnya. Itu harus diperbaiki supaya lancar," kata Azas kepada Kricom di Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Selanjutnya, air juga tak bisa meresap secara maksimal ke dalam tanah.
"Karena banyak serapan baik di hulu dan hilir yang rusak. Di hulu banyak yang terjadi masalah seperti pembangunan hotel dan serapan air di Jakarta juga sedikit sekali," kata Azas.
Seharusnya, menurut dia, minimal resapan air di Jakarta 30 persen.
"Kan banyak mal-mal yang merampas ruang terbuka hijau. Saya minta Anies untuk membongkarnya karena tak cukup hanya normalisasi. Jangan hanya ngomong di media aja," pintanya.
"Jadi mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau yang dirampas oleh mal-mal itu," tambah Azaz.
Ketika ditanya, apakah Anies berani menggusur mereka?, ia menyangsikannya.
"Saya rasa enggak bakal berani dia. Kan ngomongnya cuman naturalisasi sungai aja. Makanya tidak jelas," tutupnya seraya terkekeh.