KRICOM - Fakta baru terkait kasus tewasnya Kim Jong-nam, saudara tiri Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un, kembali terkuak. Baru-baru ini, sebuah kabar mengatakan bahwa tepat beberapa hari sebelum tewas, Kim Jong-nam sempat bertemu dengan agen intelijen asal Amerika Serikat (AS).
Informasi tersebut terkuak saat Pengadilan Malaysia menggelar sidang lanjutan atas kasus pembunuhan Kim Jong-nam yang mendudukkan Siti Aisyah dan Doan Thi Huong sebagai terdakwa pada 30 Januari lalu. Namun, seperti dikutip dari Telegraph, Kepolisian Malaysia belum mendapat informasi siapa agen intelijen AS yang ditemui Kim Jong-nam.
"Kim (Jong-nam) membawa US$ 138.000 di tasnya saat ia diserang di bandara empat hari kemudian. Sedangkan menurut analisa yang dilakukan terhadap laptop-nya, ada sebuah kartu memori yang dimasukkan ke komputer tersebut pada 9 Februari. Kartu tersebut belum bisa ditemukan," ujar Wan Azirul Nizam, anggota Kepolisian Malaysia yang memimpin penyelidikan tersebut, saat memberikan keterangan di dalam sidang.
Menurut salah seorang otoritas di kalangan keluarga Kim Jong-un bernama Toshimitsu Shigemura pertemuan antara Kim Jong-nam dan agen intelijen AS bukanlah hal yang aneh. Menurutnya, Jong-nam sudah seringkali berurusan dengan pemerintah-pemerintah negara lain selama menjalani masa pelarian.
"Kami tahu bahwa Kim sempat berbicara dengan agen intelijen dari Korea Selatan dan ia juga berada di bawah perlindungan Pemerintah Cina ketika ia berada di Cina dan Makau, sehingga bukan hal yang mengejutkan apabila ia berbicara kepada (agen intelijen) Amerika," ujar Shigemura yang juga seorang professor di Universitas Waseda Tokyo.
Hingga saat ini, otoritas Malaysia masih menyelidiki kasus kematian Kim Jong-nam yang tewas diracun di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada awal tahun 2017 lalu. Seorang perempuan asal Indonesia, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, warga negara Vietnam, dituding telah membunuh Jong-nam dengan cara memaparkan racun VX ke wajahnya.