KRIMINALITAS.COM, Jakarta - Bertemunya dua mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka langsung menjadi perbincangan publik.
Pasalnya, ini kali pertama keduanya datang bersama di upacara perayaan Kemerdekaan Indonesia.
Meski begitu, Pengamat Politik Ubedilah Badrun menilai pertemuan keduanya tak menjamin akan adanya rekonsiliasi antara Mega dan SBY. Pasalnya, Ubedilla menduga yang membuat SBY datang ke Istana Merdeka ialah sosok Presiden Joko Widodo.
"Jadi lebih menghormati undangan Presiden Jokowi. Bukan untuk rekonsiliasi atau apapun namanya," kata Ubedilah saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/8/2017).
Ubedilah menuturkan, sulit bagi PDI Perjuangan untuk bisa menerima Demokrat sebagai bagian dari koalisi. Sejarah politik di 2004 silam menjadi faktor utama yang membuatnya sulit bersatu.
"Tentu itu bukan hal yang mudah bagi PDIP, karena memiliki masa lalu yang cukup pahit dengan SBY," paparnya.
Karenanya, Ubedilah menyebut kedatangan SBY itu lebih kepada cara SBY dalam menjalin komunikasi yang baik dengan Jokowi.
"Karena yang didekati oleh SBY itu adalah Jokowi bukan Megawati," tutup Dosen Universitas Negeri Jakarta ini.
Diketahui, pertemuan Mega-SBY 17 Agustus lalu merupakan kali pertama keduanya bertemu di sebuah acara kenegaraan. Pasalnya, sejak pilpres 2004, hubungan keduanya seakan dalam kondisi perang dingin.