KRIMINALITAS.COM, Jakarta - Secara mengejutkan, Presiden Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) datang ke Istana Merdeka pada perayaan upacara Kemerdekaan Indonesia ke-72 Tahun. Hal itu pun membuat publik menduga-duga motif lain soal kehadiran SBY.
Salah satunya, soal kemungkinan merapatnya Partai Demokrat ke barisan pemerintah.
Menurut Pengamat Politik Adi Prayitno, tentu dugaan ini cukup relevan. Mengingat santernya isu reshuffle kabinet jilid 3 yang akan memberikan satu kursi kosong khusus untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Apalagi, selang beberapa hari lalu, AHY juga sudah menghadap Jokowi ke Istana. Seakan dugaan ini menemukan pijakannya," kata Adi saat dihubungi Kricom, Minggu (20/8/2017).
Bahkan, Peneliti The Political Literacy Institute ini menduga kehadiran SBY ke Istana Merdeka hanya karena AHY yang disiapkannya sebagai calon pemimpin masa depan.
?"Pilihannya mungkin merapat ke pemerintah atau menjajaki kemungkinan koalisi 2019 mendatang, mengingat belum ada figur kuat dari parpol pengusung lain selain AHY," ungkapnya.
?Adi menyebut bahwa politisi itu tidak dilahirkan, melainkan diciptakan. Karenanya, SBY ingin menciptakan AHY sebagai politisi ulung yang sejak dini mulai membuka keran komunikasi dengan banyak kalangan.
"SBY tak mau ada sekat apapun demi memuluskan langkah AHY ke depan," ujar dia.
Sebab itulah, Adi menilai SBY mulai turun gunung guna membuka jalan lebar untuk AHY, yakni sebuah investasi politik inilah yang kelak dapat dituai dengan baik oleh sang putra mahkota.
Upaya pertama telah dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat itu ketika menerima kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas beberapa waktu silam. Setelah itu, dengan Megawati dan Jokowi pun, SBY sudah mulai membuka komunikasi.
"SBY ingin AHY kelak dapat diterima oleh semua faksi politik yang berbeda-beda. Apalagi politisi keturunan presiden yang seumuran dengan AHY nyaris tak ada. Di zamannya kelak, AHY bakal tampil sendiri yang nyaris tanpa lawan tanding," papar Adi.
"Semua itu karena SBY sudah membuka tabir sekat-sekat politik yang ada, meredam perselisihan. Dan semua karena hanya demi AHY," tambahnya.
?Namun, ia mengakui bila tak mudah bagi SBY untuk bisa diterima dan berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Sejarah politik di antara kedua partai itu menjadi kendala utamanya.
"Tapi setidaknya hubungan Mega dan SBY cair. Jika pun tak bisa koalisi, tak 'dimusuhi' PDIP aja sudah lebih cukup bagi SBY," pungkasnya.