KRICOM - Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon percaya diri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa bertarung dalam pilpres 2019. Tidak tanggung-tanggung, Demokrat mematok AHY untuk bisa bertarung sebagai calon presiden 2019.
Keyakinan itu bukan tanpa sebab, Jansen berkaca dari hasil survei selama ini. Dalam catatannya, pada Maret 2017, angka elektabilitas AHY hanya berkisar pada 0,4 persen.
Elektabilitas itu sebagaimana tertuang dalam hasil survei Indobarometer. Ketika survei Indobarometer dirilis pada Maret 2017, angka elektabilitas AHY jauh di bawah tokoh-tokoh beken seperti Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
"Jadi angka ini jauh di bawah Pak Jokowi maupun Pak Prabowo dan kandidat yang lain," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (8/11/2017).
Delapan bulan berselang, lanjutnya, elektabilitas AHY meningkat pesat. Hal inilah yang membuat keyakinan Demokrat untuk mengusung AHY dalam Pilpres 2019.
Dia menuturkan, dalam survei dari Polmark dan Roda Tiga Konsultan, elektabilitas AHY sudah mencapai kisaran 2,9 persen.
"Walaupun angkanya kecil, elektabilitas AHY itu diangka 2,9 persen, jadi lebih tinggi dari Cak Imin (Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar) dan Bang Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN)," ujar dia.
Dengan capaian itu, lantas Jansen melontarkan candaannya. Dia pernah mendengar ada relawan yang mendeklarasikan pasangan Cak Imin berpasangan dengan AHY untuk Pilpres 2019. Dengan capaian elektabilitas besar, dia menganggap usungan relawan tidak tepat.
"Kalau kemarin ada deklarasi-deklarasian 'CIA' kurang tepat, harusnya AHY presiden dan Cak Iminnya wakil presiden kalau lihat angkanya saat ini," candanya.
Bahkan dia yakin, elektabilitas AHY masih bisa meroket tajam. Dalam setengah tahun ke depan, elektabilitas AHY bisa menjungkalkan elektabilitas Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
"Jadi kalo ditambah setengah tahun lagi, wah siap-siap Pak Prabowo lewat ini," ungkapnya yang diiringi dengan senyuman.
Pesatnya perkembangan elektabilitas AHY, kata dia, tidak semudah membalikkan telapak tangan. AHY bersama Demokrat harus rajin blusukan ke berbagai daerah untuk mendengar aspirasi dan menggelar kuliah umum.
"Kenapa tren AHY naik, saya kasih contohnya. Jadi jangan pikir ini sulapan, kurang tidur Demokrat. Jadi menaikkan orang ini perlu erja keras, misalnya Pulau Sumatra itu sudah disisir habis oleh AHY," ungkapnya.
Bahkan dia mengklaim, jika AHY bakal menguasai suara di Kepulauan Seribu. Keyakinan itu karena AHY dianggapnya merupakan tokoh nasional pertama yang hadir di sana.
"Kelihatannya belum ada tokoh nasional mana pun yang masuk ke sana, jadi Kepri sudah di tangan kami. Partai Demokrat pede," pungkasnya.