KRICOM - Pengamat politik dari SMRC, Sirojudin Abas menganggap baru satu tokoh yang akan mewarnai pertarungan politik dalam Pemilihan Presiden 2019. Adapun tokoh yang sudah memastikan bakal bertarung adalah Joko Widodo yang merupakan incumbent Presiden RI.
Hanya saja, lanjutnya, Jokowi perlu meningkatkan elektabilitasnya. Setidaknya setahun jelang pemilihan pada 2019, elektabilitas Jokowi harus di atas 50 persen.
Jika elektabilitas itu tercapai, maka Jokowi memiliki keleluasaan menentukan pendampingnya dalam arena Pilpres 2019.
Hal itu mirip dengan yang didapatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika hendak maju kembali dalam pertarungan Pilpres 2009.
"Jika elektabilitasnya solid di atas 50 persen, seperti Pak SBY jelang pemilihan, maka Pak Jokowi punya keleluasaan memilih wakilnya, seperti halnya Pak SBY memilih wakilnya," ujar Abas.
Menurutnya, jelang Pilpres 2009, SBY mendapat keleluasaan besar memilih calon wakil presiden pendampingnya. Dia tidak dirongrong dengan partai-partai pengusung yang menyodorkan nama.
"Bahkan Pak SBY berani memilih Pak Budiono. Hasilnya tetap tinggi dan menang," imbuhnya.
Karena itu, Jokowi perlu meningkatkan elektabilitasnya agar tidak kerepotan memilih calon wakil presiden tanpa harus terikat oleh partai koalisi yang akan mengusungnya.