KRICOM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah menyebut Setya Novanto pernah menemui Presiden Joko Widodo sebanyak dua kali sejak terjerat kasus e-KTP.
Kendati demikian, Fahri tidak mengetahui secara pasti apa yang dibicarakan Ketum Partai Golkar itu dengan orang nomor satu di Indonesia ini.
"Dia pernah cerita ke saya, tapi itu obrolan bersama presiden. Jadi mungkin saya tidak bagus disampaikan. Saya tunggu saja sampai beliau (Setnov) sendiri yang menceritakan," ujarnya ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2017).
Namun, secara garis besar, ungkap dia, dalam pertemuan itu Jokowi mengaku kepada Setnov mengalami tekanan yang keras. Tekanan itu, kata dia, berasal dari orang-orang lingkaran Istana.
"Dia (Setnov) cerita, presiden dalam tekanan yang sangat keras, dari orang-orang sekitar situ. Lobi-lobi KPK ini kan hebat sekali. Saya sebelum dipecat PKS, ini kan juga ada lobi dari pihak tertentu ke PKS supaya saya dipecat," ungkap dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pertemuan antara Setnov dan Jokowi digelar satu bulan sebelum peristiwa penahanan terhadap koleganya di pimpinan dewan. Satu lagi, pertemuan digelar jauh sebelum KPK menetapkan Setnov sebagai tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP untuk kedua kalinya.
"Ada yang ketemunya sengaja, tapi saya tidak bisa cerita," pungkasnya mengakhiri pertanyaan awak media.