KRICOM - Joko Widodo (Jokowi) harus jeli ketika mememilih calon wakil presiden yang bakal mendampinginya di ajang Pilpres 2019 mendatang.
Menurut Pengamat Politik dari SMRC, Sirojudin Abas, Jokowi bisa memilih wapres bersamaan dengan isu-isu yang muncul dan menjadi perhatian masyarakat menjelang Pilpres 2019.
"Sejauh mana isu yang berkembang di masyarakat dan menjadi perhatian publik nasional dan internasional saat itu. Maka, akan menentukan preferensi presiden," kata dia ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (8/11/2017).
Abas menambahkan, setidaknya ada tiga isu yang bakal muncul jelang Pilpres 2019. Pertama, soal keamanan atau ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Maka pilihan untuk menampilkan sosok wakil presiden yang kuat berwibawa, yang memiliki latar belakang militer atau kepolisian bisa jadi pilihan," ujar dia.
Dengan memilih calon wakil presiden yang berwibawa, lanjut Abas, maka Jokowi sedang memberi sinyal kepada penggerus NKRI dari dalam negeri maupun luar negeri, bahwa kepemimpinannya kuat.
"Kedua isu yang mendominasi dan kuat itu soal ekonomi. Anggap soal besar angka kemiskinan, besarnya pengangguran, investasi tidak baik, konsumen bermasalah karena tidak tersedia barang pokok, bisa jadi sinyal Pak Jokowi yakni memberikan pesan ke publik untuk memilih wakil dari kalangan ekonom," imbuhnya.
Ketiga, ujar dia, jika isu yang berkembang jelang Pilpres 2019, yakni isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Dia yakin Jokowi akan memilih cawapres yang memiliki akar kuat dengan dunia Islam.
"Jika itu yang menjadi perhatian, maka Jokowi akan memilih calon dari Islam Indonesia yang moderat, Islam Indonesia yang toleran. Karena terkait stabilitas," pungkasnya.
Hanya dia enggan membeberkan nama-nama dari tokoh yang pas mendampingi Jokowi. Namun isu yang berkembang jelang Pilpres harus menjadi pertimbangan Jolowi menentukan cawapres.
"Jadi itu tergantung saat itu. Jadi tergantung konteksnya," pungkasnya.