KRICOM - Pemilihan Presiden baru bakal berlangsung pada 2019. Namun bumbu-bumbu Pilpres 2019 mulai terasa pada akhir 2017. Salah satunya adalah data calon pemilih pada 2019 nanti.
Pengamat Politik dari SMRC, Sirojudin Abbas menyebut, pada tahun 2019, pemilih akan didominasi oleh pemilih usia produktif. Adapun pemilih tersebut berusia sekitar 17 sampai 38 tahun.
Menurutnya, menggaet suara dari kelompok usia produktif ini sangat berpotensi memenangkan seorang tokoh yang bertarung dalam Pilpres 2019.
"Itu proporsi sampai 55 persen," katanya saat ditemui di kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (8/11/2017).
Karena itu,lanjutnya, partai politik dan relawan pengusung seorang tokoh menjadi presiden, perlu memikirkan cara berkampanye. Karena sebanyak 80 persen di antara pemilih usia 17 sampai 38 tahun ini, aktif di jejaring media sosial.
"Artinya kelompok ini akan begitu dominan dan model pendekatan sosialisasinya akan mengandalkan distribusi informasi lewat media sosial," ungkapnya.
Dia tidak heran jika pertarungan untuk menyosialisasikan program-programnya di area dunia maya. Terlebih pada tingkat global, terjadi kecenderungan hal tersebut.
"Kecenderungan globalnya distribusi informasi itu akan cukup berpengaruh dan memberi panggung lebih luas terhadap kepemimpinan yang lebih muda," ungkapnya.
Dari kesuksesan menyosialisasikan program dalam dunia maya, sejumlah politisi muda berhasil terpilih sebagai presiden di berbagai negara.
Seperti Obama yang terpilih di Amerika Serikat yang terpilih pada usia 44 tahun. Kemudian muncul nama Emmanuel Macron yang terpilih sebagai Presiden Perancis pada usia 39 tahun, hingga Justin Trudeau yang terpilih sebagai Perdana Menteri Kanada pada usia 43 tahun.
"Semua tergantung dari sejauh mana parpol dan tokoh-tokoh politik bisa membaca potensi ini," pungkasnya.