KRICOM - Komunitas Bangsa Bersatu (KBB) menggelar aksi damai dengan tajuk 'Pertempuran Terakhir Dukung Hak interpelasi DPRD DKI JAKARTA'. Aksi ini digelar di depan DPRD DKI Jakarta pada Senin (19/2/2018).
Aksi ini dihadiri sopir mikrolet, warga Tanah Abang, serta warga Kemayoran yang diperkirakan kurang lebih 200 orang dengan tiga tuntutan pokok. Massa aksi menuntut, DPRD untuk segera menggunakan dan menandatangani hak interpelasi, Pemprov DKI membuka jalan kembali ke jalan Jatibaru Tanah Abang dan Pemprov DKI membuka kembali jalan Angkasa Kemayoran.
Koordinator aksi KBB Silvia Soembrio memaparkan penutupan jalan Jatibaru justru membawa lebih banyak kerugian bagi sopir mikrolet karena harus memutar jalan lebih jauh dan berdampak terhadap biaya operasional mereka.
"Dengan jalan Jatibaru ditutup itu pendapatan mereka berkurang. Penumpangnya juga bingung mutarnya ke mana. Mereka juga harus menambah uang bensin. Kadang ditilang juga sama dishub. Kasian kan kalo ditilang (harus bayar) 200 ribu. Kalo dikandangin (penjara) 500 ribu. Itu yang menyedihkan untuk sopir angkot," jelasnya saat diwawancarai Kricom, Senin (19/2/2018).
Selain sopir mikrolet, kerugian lain juga dirasakan para pedagang di pasar Tanah Abang dan warga sekitar di jalan Jatibaru.
"Untuk pedagang PKL di lapangan otomatis ada keuntungan. Tapi pedagang blok dalam merasa dirugikan. Karena apa? Awalnya yang belanja langsung ke atas dong. Tapi karena ada PKL ada di bawah semua sudah tersedia di bawah. Enggak jadi ke atas," ungkapnya.
Silvia juga meminta DPRD DKI Jakarta memperjelas dan menunjukkan hak interpelasi yang sudah ditandatangani oleh fraksi-fraksi dan bersikeras tidak akan membubarkan diri jika tidak ada kejelasan.
(Dita)