KRICOM - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polda Jabar mengungkap secara transparan kasus penembakan yang menewaskan kader Partai Gerindra Fernando Wowor, yang dilakukan anggota Brimob berinisial Briptu AF di Sukasari Bogor. Pasalnya, kasus ini terkesan ditutup-tutupi.
Pertama, soal senjata api yang digunakan pelaku. Dari keterangan sejumlah saksi, senjata yang digunakan bukanlah senjata organik Brimob. Beberapa saksi mata sempat menyebutkan, senjata yang digunakan pelaku adalah tipe Glock 17.
"Selain itu, kenapa pelaku dibiarkan bergentayangan di tengah malam dengan membawa senjata api, padahal pelaku tidak dalam keadaan bertugas. Apakah SOP di Brimob memang membolehkan anggotanya membawa senjata api kemana-mana?" kata Neta kepada Kricom di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Neta juga mempertanyakan moge BMW B 4559 BKD yang dikendarai pelaku. Hal ini dirasa janggal lantaran seorang anggota Brimob berpangkat Briptu sudah mampu memiliki motor mewah tersebut.
"Apakah gajinya dari Brimob memang cukup untuk membeli motor mewah itu?" kata Neta.
Neta mendesak agar Propam perlu memeriksa atasan pelaku, kenapa membiarkan Briptu Ahmad bebas membawa bawa senjata api di tengah malam, meski tidak sedang bertugas.
Semua ini perlu dilakukan agar pengawasan terhadap sikap dan prilaku jajaran bawah kepolisian bisa maksimal dilakukan.
"Jika jajaran kepolisian tidak serius menangani kasus ini dikhawatirkan aksi koboi-koboian jajaran bawah Polri akan terus berulang," tutup Neta.